Awas, Penipuan Telepon "Anak Masuk RS"

ilustrasi kriminal
Sumber :

VIVAnews - Para orangtua, khususnya ibu-ibu, diminta mewaspadai penipuan dengan modus telepon palsu yang mengabarkan anak mengalami kecelakaan gawat dan dirawat di rumah sakit. Komplotan penipu itu sengaja mengincar orangtua murid yang memiliki anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Arab Saudi Kemungkinan Ikut Ajang Miss Universe, Kandidat Lagi Diseleksi Ketat

Kasus ini antara lain baru dialami Kalsum, 38, warga Cimanggis, Depok. Pagi tadi, Kamis, 24 November 2011, dia panik alang kepalang setelah mendapat kabar dari pembantunya bahwa putri bungsunya, Sarah, jatuh dari tangga sekolah.

"Ada orang menghubungi telepon rumah memberi tahu anak saya jatuh. Orang itu mengaku dari sekolah," kata Kalsum, Kamis 24 November 2011.

Orangtua Anak yang Tabrakkan Mobil di Mall Jadi Konsumen Chery

Pembantu Kalsum lalu memberikan nomor ponsel orang tersebut, 081287247561. Sambil gemetar, Kalsum langsung buru-buru mengontak nomor itu. Suara lelaki di seberang telepon mengatakan Sarah ada di rumah sakit. Kondisinya gawat. Dia mengalami pendarahan di otak dan harapan hudupnya hanya 30 persen.

Mendengar itu, Kalsum langsung lemas, dan menangis terisak. 

"Dia mengatakan dokter hanya punya waktu 20 menit untuk melakukan operasi," ujarnya. Namun, alat yang diperlukan tidak ada, Kalsum diminta untuk menghubungi apotek di nomor 081218529171.

Istri Kena Tuduhan Korupsi, PM Spanyol Bersiap Mengundurkan Diri

Masih dalam keadaan panik, Kalsum mengontak nomor itu. Kali ini, orang yang mengaku-aku dari pihak apotek memintanya untuk mentransfer uang sejumlah Rp5 juta untuk membeli alat bedah dan akan dikirimkan segera ke rumah sakit untuk mengoperasi Sarah.

Beruntung, saat berkomunikasi dengan komplotan penipu itu, Kalsum didampingi rekan-rekannya sekantor. Begitu mendengar dia diminta mentransfer uang, spontan mereka mengingatkannya bahwa itu pasti penipuan.

Dibantu rekan kerjanya, Kalsum lalu menghubungi nomor telepon sekolah. Dan benar saja, Sarah tak kurang suatu apa. Dia sedang duduk belajar di kelasnya, dalam keadaan sehat wal'afiat. 

"Guru anak saya bilang, kemarin juga ada orangtua murid mengalami hal yang sama. Itu penipuan," ucap Kalsum, lega, sambil menyeka air matanya.

Modus serupa ternyata juga pernah dialami rekan sekerja Kalsum. "Di sekolah anak teman saya, ada 8 orangtua murid tertipu," kata dia.     

Kepala Sub Direktorat Cyber Crime, Ditreskrimsus Polda MetroJaya, Ajun Komisaris Besar Whisnu Hermawan mengungkapkan kasus penipuan dengan modus anak kecelakaan memang belakangan banyak ditemukan.  

"Kami sudah sempat mengungkap pelaku penipuan yang berdomisili di Medan, komplotan tersebut mengendalikan aksinya dari dalam penjara. Tetapi saat ini belum ada laporan lagi terkait penipuan tersebut," kata Whisnu.

Dia mengimbau warga jika menerima telepon seperti itu agar mengecek terlebih dahulu kebenarannya. Menurut dia, biasanya yang menjadi korban adalah yang mereka yang langsung panik sehingga bersedia melakukan apapun, termasuk mentransfer sejumlah uang yang diminta. 

"Kalau tertipu, harus segera lapor. Biasanya korban malas lapor. Jika ada laporan kami bisa mengejar pelaku. Intinya, jangan mudah percaya," dia berpesan. (kd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya