- VIVAnews/Anhar Rizki
VIVAnews - Setelah melakukan perundingan, juru sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, akhirnya melaksanakan eksekusi rumah mewah milik cicit Pangeran Diponegoro, di Jalan Blitar No.3, Menteng, Jakarta Pusat. Terjadi aksi saling dorong saat eksekusi dilakukan.
Keributan terjadi saat petugas juru sita membacakan surat eksekusi. Ketika sedang dibacakan, pihak keluarga dan kuasa hukum berusaha merebut surat itu.
Melihat hal ini, puluhan polisi melakukan pengamanan. Pembacaan sempat terhenti beberapa saat, karena terjadi aksi saling dorong. Adik kandung pemilik rumah, Muhammad Maulud meminta para juru sita menunda hingga 40 hari setelah kematian almarhumah Sukartinah.
"Masalah ini sesuai kesepakan harusnya ditunda. Kita sepakat ditunda sampai 40 hari meninggalnya Sukartinah. Tapi kenapa berubah," kata kuasa hukum keluarga, Farhat Abas, Kamis 12 April 2012.
Keluarga menahan pintu pagar rumah mereka untuk menghalangi petugas yang akan masuk. Tapi karena kalah jumlah, petugas berhasil mendobrak, demikian juga dengan pintu utama yang dapat dijebol dengan mudah. Karena tidak dapat melawan, pihak keluarga menangis.
Dari pantuan VIVAnews, tim juru sita sudah masuk ke dalam rumah. Seluruh barang di rumah itu dikeluarkan dan dimasukan ke dalam truk. Meski keluarga terus memohon eksekusi ditunda, tapi petugas terus mengeluarkan barang-barang di rumah itu.
"Kami keluarga sangat terganggu. Ini orang-orang tadi pagi mau melakukan pengajian sampai takut, mereka lari karena melihat ada banyak Satpol PP mengepung rumah ini," tuturnya. (eh)
Kesaksian Warga, Gempa Garut Dirasakan Besar dan Terdengar Rumah Gemeretak dan Kaca Bergetar
Warga di Garut merasakan gempa bumi sangat kencang. Bahkan kaca rumah terlihat bergetar. Hingga mereka berlari keluar rumah untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.
