Sumber :
- ANTARA/ Puspa Perwitasari
VIVAnews
- Dera Nur Anggraini, bayi berusia empat hari yang sempat ditolak 8 rumah di Jakarta karena alasan penuh akhirnya meninggal dunia, Sabtu, 16 Febuari 2013, sekitar pukul 18.00 WIB.
Wakil Gubenur DKI Jakarta, Basuki T Purnama, mengakui tragedi tersebut bisa terjadi karena DKI belum memiliki sistem online di rumah sakit.
"Itu yang saya bilang, kalau kita tidak memiliki rumah sakit dengan sistem online," katanya.
Ahok menyatakan, seharusnya rumah sakit tidak boleh meminta pasien mencari rumah sakit rujukan sendiri. Karena belum tentu pasien memiiki data rumah sakit yang dapat menampungnya.
"Dia mana tahu, nggak ada data. Kita mau dengan sistem online ini nanti diketahui rumah sakit mana yang kosong," katanya lagi.
Baca Juga :
Ekonom Sebut Omnibus Law Jadi PR Prabowo-Gibran
Setelah dibawa pulang ke rumah mereka di kawasan Jalan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kondisi keduanya terus menurun. Mereka tidak dapat meminum ASI.
Orantua korban, Eliyas Setya Nugroho mengakui bahwa kondisi anaknya memang terus menurun setelah ke luar dari klinik. Karena takut dengan keadaan yang lebih buruk, Eliyas kemudian membawa Dera ke rumah sakit.
Tapi hingga 8 rumah sakit, mulai dari rumah sakit negeri di kawasan Salemba tidak ada yang mau menerimanya dengan alasan penuh. Setelah lima hari menjalani perawatan di rumah, Dera meninggal dunia. Sementara kembarannya, Dara, dibawa ke Rumah Sakit Tarakan, untuk menjalani perawatan. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Setelah dibawa pulang ke rumah mereka di kawasan Jalan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kondisi keduanya terus menurun. Mereka tidak dapat meminum ASI.