Dinkes: Ada Kesalahan Prosedur Penanganan Pasien Ana

Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Tarakan
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emawati, mengaku ada kesalahan prosedur dalam penanganan medis terhadap pasien Ana Mudrika, 14 tahun, yang meninggal dunia di Rumah Sakit Islam Sukapura.


Kesalahan tersebut ialah penanganan rujukan dari rumah sakit sebelumnya, yakni RS Firdaus Sukapura ke RS Islam Sukapura. Pasien harus mencari sendiri rumah sakit rujukan, padahal menurut aturan dan prosedurnya, pihak rumah sakit lah yang berkewajiban mencarikan.


"Masih ada kesempatan bagi keluarga pasien untuk mencari rujukan. Padahal aturannya yang mencari rujukan adalah pihak rumah sakit," kata Dien, di kantor Dinkes DKI Jakarta, Senin, 11 Maret 2013.


Dien mengatakan kedua rumah sakit akan diberikan sanksi berupa teguran keras. Menurutnya, sudah tidak ada alasan bagi seluruh rumah sakit di Jakarta untuk memberikan rujukan kepada pasien atau keluarga pasien. Sebab, itu merupakan kewajiban pihak rumah sakit tanpa diminta maupun persetujuan keluarga pasien.


Selain itu, kata Dien, kini Jakarta sudah memiliki sistem daring (dalam jaringan/online) yang terhubung dengan seluruh rumah sakit di Ibu Kota. Karena itu, dalam hal mencari rumah sakit rujukan justru lebih mudah, tetapi pihak rumah sakitlah yang seharusnya mencarikan.


Jika di masa mendatang masih ditemukan kasus serupa, Dien memastikan sanksi keras, yakni pencabutan izin. "Ini saya tegas teguran agar tidak terulang. Kalau main-main, kami akan cabut izinnya." "Haram hukumnya memberikan rujukan melalui keluarga," ucap Dien.


Di tempat yang sama, pihak RS Firdaus Sukapura, mengamini pernyataan Dien. Dr Bahtiar Husain yang mewakili pihak RS Firdaus Sukapura mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi tentang aturan dan standar operasional prosedur penanganan pasien, termasuk dalam hal rujukan rumah sakit. Namun, ada petugas-petugas tertentu di rumah sakitnya yang kurang memahami itu.


Pelari Berbagai Kota Jawa Barat Lari Ratusan Kilometer Dukung Bima Arya Maju Pilgub
"Kami sudah menyosialisasikan, tapi ada saja yang tidak tahu. Sudah sosialisasi, tapi penangkapan (penerimaan di tingkat petugas) yang tidak maksimal," katanya. (eh)

Bakal Nikahi Wiwiet Tatung, Anwar Fuady Ungkap Jatuh Cinta di Usia Senja Beda Rasanya
vaksinasi booster (ilustrasi)

Penting! Orang Usia 44 Tahun Harus Segera Dapatkan Vaksin Ini, Kata PAPDI

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) menghimbau masyarakat mendapatkan imunisasi di segala usia di sepanjang umur.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024