VIVA.co.id - Polres Metro Tangerang memastikan MRS (15), pelaku pembunuhan adik kandungnya sendiri, Putri Mariksa Sakinah (13), dinyatakan mengalami gangguan psikotik akut. Karena itu, dia harus dikembalikan kepada orangtuanya dan tidak ditahan.
Kapolres Metro Tangerang, Kombes Pol Agus Pranoto, mengatakan pemeriksaan kejiwaan terhadap MRS telah dilakukan berulang-ulang di RS Polri Kramatjati. Hasilnya telah keluar pada Rabu, 8 Juli 2015 lalu.
"Dalam surat keterangan visum pskiater, dokter menyatakan bahwa tersangka menderita psikotik akut. Tindakan pembunuhan yang dilakukannya merupakan bagian dari gejalanya," kata Agus Pranoto, Minggu 12 Juli 2015.
Dengan demikian, Polres Tangerang langsung melakukan penangguhan penahanan terhadap MRS, sehingga penangananya diserahkan kepada orangtuanya.
"Setelah kami berbicara dengan penasihat hukum dan keluarga, pihak keluarga menyatakan sanggup merawat. Jadi kami kembalikan kepada orangtuanya," kata Kapolres.
Agus Pranoto menambahkan bahwa MRS tidak harus wajib lapor. Meski ditangguhkan, Rizky tetap dalam pemantauan polisi. "Dalam penangguhan kami juga sudah koordinasi dengan P2TP2A untuk pemantauan," jelasnya.
Seperti diketahui, Putri Mariska Sakinah ditemukan tewas dengan luka sayatan di leher. Peristiwa berdarah ini terjadi pada Minggu, 7 Juni 2015, kejadian pembunuhan sekitar pukul 15.30 Wib.
Putri ditemukan tergeletak tak bernyawa di kamar belakang rumahnya di Kampung Duku, Jalan Masjid Al Baido RT 03/05, Kelurahan Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang.
Tak hanya itu, kakak Putri, Rizky juga ditemukan bersimbah darah dengan leher masih tertusuk pisau. Beruntung nyawanya masih bisa terselamatkan dan dirawat di Rumah Sakit Bakti Asih Ciledug.
Awalnya pelaku diduga orang tak dikenal. Namun ternyata, pelaku tak lain adalah kakak kandungnya sendiri. Hal tersebut berdasarkan hasil tes DNA barang bukti pisau yang digunakan tersangka untuk menggorok adiknya hingga tewas dan juga menusuk lehernya sendiri.
Rizky mengaku membunuh adiknya atas perintah jin. Menurutnya, jin tersebut mengancam akan menghabisi keluarganya kalau perintahnya tak dilaksanakan. Atas dasar tersebut, polisi melakukan tes kejiwaan terhadap MRS. (ase)
