Sumber :
- ANTARA/M Agung Rajasa
VIVA.co.id
- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku dicaci maki dan disebut sebagai Gubernur kurang ajar oleh seorang warganya terkait dana Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Ahok mengatakan, cacian itu diketahuinya dari laporan salah satu staf yang sengaja ditugasjab di gerai ATM Bank DKI. Gerai tersebut terletak di salah satu cabang Bank DKI.
Ahok mengatakan, stafnya kemudian mencoba memberi pengertian, pembatasan itu untuk mencegah penyelewengan. Untuk itu, mulai tahun ini, DKI mendorong siswa penerima KJP lebih banyak menggunakan KJP untuk melakukan transaksi non-tunai ketika membeli berbagai macam perlengkapan sekolah.
Namun, bukannya menerima penjelasan itu, Ahok melanjutkan, warga itu malah bersikeras bahwa cara penggunaan KJP terbaik adalah menyerahkan sepenuhnya besaran dana KJP kepada orangtua siswa, kemudian mempercayakan orangtua siswa berbelanja keperluan sekolah sendiri untuk anak-anaknya. "Itu konyol kan," ujar Ahok.
Pemerintah Provinsi DKI, kata Ahok, tidak akan mengembalikan mekanisme penggunaan KJP seperti saat program itu ia luncurkan bersama mantan Gubernur Joko Widodo di masa kampanyenya dulu.
Berdasarkan pengalaman, bila dana KJP diserahkan sepenuhnya secara tunai kepada orangtua siswa, yang hampir seluruhnya warga tidak mampu, uang malah digunakan untuk berbelanja hal-hal yang tidak terkait keperluan sekolah anaknya. "Emaknya beli HP, bapaknya (memakai dana KJP) buat kawin lagi," ujar Ahok.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun, bukannya menerima penjelasan itu, Ahok melanjutkan, warga itu malah bersikeras bahwa cara penggunaan KJP terbaik adalah menyerahkan sepenuhnya besaran dana KJP kepada orangtua siswa, kemudian mempercayakan orangtua siswa berbelanja keperluan sekolah sendiri untuk anak-anaknya. "Itu konyol kan," ujar Ahok.