- @bpbdjakarta
VIVA.co.id - Operator crane atau alat derek yang roboh di lokasi normalisasi Sungai Ciliwung di Kampung Pulo Jatinegara, Jakarta Timur sempat melarikan diri usai insiden terjadi, Kamis, 1 Oktober 2015.
Bakri (50 tahun), orangtua dari Yuli (14), warga Bukit Duri yang menjadi korban jatuhnya crane mengatakan, para operator yang mengoperasikan crane sempat berusaha melarikan diri sesaat setelah peristiwa itu.
Mereka panik lantaran alat berat tersebut mengenai rumah warga yang berada di seberang sungai.
"Pas nggak lama habis kejadian itu, saya cari operatornya. Mereka pada kabur, mungkin mereka panik," ujar Bakri di RS Budi Asih, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur.
Melihat kelakuan yang tak bertanggung jawab dari sang operator, warga kemudian melemparinya dengan batu. Bakri juga sempat kesal atas kejadian tersebut. Ia menganggap operator lari dari tanggung jawab usai terjadinya peristiwa tersebut.
"Warga sekitar juga jadi kesal, terus mereka lempar batu karena dia (operator) dianggap nggak tanggung jawab," ucap bakri menceritakan
Seperti diketahui, Yuli menjadi korban jatuhnya crane. Hingga kini, ia masih dirawat di ruang UGD RS Budi Asih, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur.
Crane yang digunakan untuk memasang tiang pancang itu roboh pada pukul 14.45 WIB di Kampung Pulo. Crane roboh sebab pondasi tak kuat. Crane tersebut sedang melakukan pekerjaan tiang pancang di bantaran Sungai Ciliwung.
Crane berada di sisi seberang jalan. Namun, besi crane sepanjang 25 meter tersebut langsung menimpa Yuli yang berada di seberangnya. (ase)
Crane Roboh di New York, Satu Orang Tewas
Penyebab robohnya crane masih diselidiki.
