Sumber :
- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
- Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian, menduga pembunuh bocah Putri Nur Fauziah kemungkinan mengalami gangguan kejiwaan. Hal ini diungkapkan Tito lantaran pelaku melakukan perbuatan yang di luar kebiasaan atas bocah sembilan tahun itu.
"Kemungkinan pelaku melakukan kekerasan seksual terhadap PNF dan dipaksakan, karena korbannya anak-anak maka pelaku ini ada kemungkinan gangguan kejiwaan," kata Tito, Selasa 6 Oktober 2015. Polisi masih mencari tersangka pembunuh Putri, yang ditemukan sudah tak bernyawa di dalam sebuah kardus pekan lalu.
Untuk kemungkinan pelaku adalah seorang paedofil, Tito menjelaskan, pihak kepolisian masih mempelajari semuanya.
"Kita pelajari betul pola pelaku-pelaku paedofil. Mereka punya karakter tersendiri, unik berbeda dengan yang lain. Pelaku Ini menjadi ancaman bagi masyarakat juga terutama anak-anak. Sehingga Kita perlu melakukan langkah-langkah komprehensif juga upaya penegakan hukum," jelas Tito.
Selain tindakan penegakan hukum, mantan Kapolda Papua itu juga meminta masyarakat waspada dengan orang yang memiliki kelainan seksual.
Baca Juga :
Pembunuh Bocah dalam Kardus Segera Diadili
"Kami pelajari pola dan karakteristik pelakunya, karena ini khusus perilakunya. Ini akan menjadi strategi kita mengarah ke arah itu tapi teknisnya seperti apa, soal DNA dan lainnya saya kira untuk penyidikan tidak akan kami buka, minta doanya saja supaya terungkap," tuturnya.
Sebelumnya, PNF bocah malang usia 9 tahun yang itu ditemukan tewas dalam kondisi tertekuk di dalam kardus. Dalam kondisi tanpa busana, mulut dan bagian organ vitalnya mengeluarkan darah.
Jenazah PNF ditemukan di kawasan Jalan Sahabat, Gang Kampung Belakang RT 06/05, Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, sekitar pukul 22.30 WIB, Jumat malam.
Untuk penyelesaian kasus ini, Polsek Kalideres bersama aparat Polres Metro Jakarta Barat telah didukung oleh Polda Metro Jaya untuk secepatnya menemukan sang pelaku pembunuh bocah kelas II SD tersebut. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kami pelajari pola dan karakteristik pelakunya, karena ini khusus perilakunya. Ini akan menjadi strategi kita mengarah ke arah itu tapi teknisnya seperti apa, soal DNA dan lainnya saya kira untuk penyidikan tidak akan kami buka, minta doanya saja supaya terungkap," tuturnya.