Jejak Pembunuhan Nur Astyah yang Tewas Dimutilasi

Petugas mengevakuasi korban pembunuhan
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Anisa Maulida.

VIVA.co.id – Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokkes) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Musyafak, mengatakan, kemungkinan mayat Nur Astyah (sebelumnya ditulis Atikah) yang dimutilasi di Telagasari, Kabupaten Tangerang, dibunuh pada Minggu 10 April 2016, atau beberapa hari yang lalu, sebelum ditemukan, yaitu Rabu 13 April 2016.

Makanan Ini Mampu Atasi Stretch Mark Usai Melahirkan

"Hasil dari autopsi kemungkinan meninggalnya pada hari Minggu 10 April 2016. Jadi, empat hari sebelum autopsi memang sudah proses pembusukan," kata Musyafak kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya. Senin 18 April 2016.

Musyafak menambahkan, hasil tersebut setelah dokter forensik mengambil sampel pada tubuh korban beberapa hari yang lalu.

52 Adegan Cara Agus Bunuh dan Potong Mayat Ibu Hamil

"Dokter forensik dan saya, mengambil sample pada kasus mutilasi yang terjadi di Cikupa pada Jumat sore dan melakukan autopsi di RSUD Tangerang Kabupaten," ujar Musyafak.

Selain untuk mengetahui kapan korban tewas, kata Musyafak, autopsi juga dilakukan untuk mengambil DNA korban untuk memastikan identitas korban.

DNA Korban Mutilasi Diduga Anggota DPRD Dikirim ke Jakarta

"Tujuan ngambil sampel DNA ini membantu penyidik, dalam proses pengungkapan ini secara ilmiah. Pertama adalah untuk mengetahui identitas korban sendiri yang beberapa hari yang lalu masih tanda tanya siapa dia, karena memang informasinya tertutup," ucapnya.

Lebih lanjut, Musyafak juga menuturkan, pihak dokter juga memeriksa janin yang ditemukan bersamaan dengan korban.

"Kemudian, memang hasil autopsi ada janin di sana. Kita periksa juga untuk membuktikan nanti siapa orangtuanya," ujarnya.

Untuk mengidentifikasi terduga pelaku, Musyafak mengatakan, pihak Kepolisian memeriksa kedua tangan yang ditemukan di sungai.

"Kedua tangan yang ditemukan itu kita ambil sampelnya, supaya memang betul apakah tangan ini memang milik si korban yang kita periksa itu. Di samping itu juga, tangannya kita ambil sampel di kuku, dengan harapan di situ ada dua DNA. Kalau dua DNA, berarti yang satu pelaku, ini salah satu tujuan kita mengambil sampel," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya