Sandiaga Minta Ahok Sentuh Hati Warga Luar Batang

Sandiaga Uno berfoto bersama warga saat blusukan di Bungur, Jakarta Pusat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id – Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga S. Uno mengaku tidak sepakat dengan tindakan anarkis aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Forum Betawi Rempug (FBR), Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU), dan Laskar Luar Batang di depan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat 20 Mei 2016.

23 Ribu Pohon Ditebang, Petani Coklat Gugat Sentul City Rp3,8 Miliar

Aksi unjuk rasa itu mendesak KPK untuk menuntaskan kasus BLBI, Bank Century, dan pembelian lahan milik Rumah Sakit Sumber Waras,

meminta ada komunikasi dua arah antara warga yang berunjuk rasa dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok.

Legislator PDIP Sebut KAI Zalim Atas Penggusuran Warga di Bandung

"Kalau ricuh saya enggak sepakat, kalau anarkis seperti itu saya tidak sepakat, sangat tidak sepakat. Karena, ada perusakan infrastruktur publik dan dan mudah-mudahan unjuk rasa berikutnya dilakukan dengan tertib dan damai. Dan, paling tidak, ada komunikasi dua arah (antara warga dan Ahok)," kata Sandiaga Uno ditemui dalam acara pelantikan pengurus Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) di Plaza Masjid Istiqlal Jakarta, Minggu 22 Mei 2016.

Ia mengatakan, cara penyampaian pendapat dengan baik perlu dilakukan, agar mencapai titik temu, atau kesepakatan antarwarga dengan dengan pimpinan Ibu kota. Bakal calon Gubernur DKI berlatar belakang pengusaha itu mengatakan, cara yang santun perlu dilakukan dengan mengedepankan kultur bermusyawarah.

Anies Resmikan Pembangunan Kampung Susun untuk Warga Bukit Duri

"Caranya harus santun, tidak anarkis, caranya harus mengedepankan kultur duduk sama-sama. Kita bikin forum, bikin paguyuban, dan kalau bisa diterima oleh pemerintah dan diberikan tempatnya di Balai Kota. Jadi diterima saja, misalnya utusan beberapa diterima di Balai Kota. Mereka ingin ketemu dengan Gubernur Basuki, jadi diterima oleh Gubernur Basuki juga, kan itu warga beliau juga," kata dia.

Menurutnya, demo yang baru dilakukan beberapa kali tersebut, perlu didudukkan bersama-sama dengan mempertimbangkan aspek solusi. Sehingga, akhirnya akan memunculkan kesepakatan, agar tidak terjadi lagi demo anarkis seperti waktu itu.

"Waktu Pak Jokowi (Joko Widodo) dulu kan sampai 60 kali (unjuk rasa), ini baru dua kali. Jadi, ini kan lahan mereka. Harusnya diajak diskusilah, disentuh hatinya," tutur dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya