- VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti
VIVA.co.id – Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat kecewa dengan tindakan sejumlah warga yang mengklaim mewakili masyarakat Jakarta Utara. Warga itu berniat mengadang kehadiran rekannya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, pada Kamis, 23 Juni 2016.
Kehadiran Ahok, sapaan akrab Basuki, untuk meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Penjaringan Indah ditolak mereka. Penolakan berujung kepada kericuhan saat Ahok, yang hanya sebentar di lokasi acara, meninggalkan RPTRA.
"Saya agak kecewa Pak Ahok resmikan RPTRA didemo sampai rusuh begitu," ujar Djarot dalam buka puasa bersama Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Jakarta Utara, di Cilincing, Minggu, 26 Juni 2016.
Djarot yang menjadi rekan Ahok sejak dilantik menjadi gubernur DKI pada 17 Desember 2014, mengatakan, boleh saja seseorang memiliki sikap tidak suka kepada orang lain. Namun, rasa tidak suka yang disebarluaskan hingga menjurus ke tindak kekerasan, menurut dia, bukan hal yang benar dan tidak sejalan dengan hukum serta konstitusi.
"Enggak boleh tindakan anarki seperti itu," ujar Djarot.
Djarot yang menjabat sebagai ketua Bidang Pengkaderan dan Organisasi di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P meminta kadernya kembali mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada warga.
Ia ingin kader PDI-P berperan mewujudkan kerukunan di kota Jakarta yang warganya terdiri atas semua penganut agama dan suku bangsa yang ada di Indonesia. "Saya yakin Anda bisa karena nilai-nilai Pancasila final untuk negara kita," ujar Djarot.
Komnas HAM Sebut Aparat Keamanan Sengaja Lakukan Serangan
Komnas HAM merilis hasil penyelidikan bentrokan di Tanah Karo.
