HMI Bantah Picu Ricuh di depan Istana

Polisi bersama Satgas Demo 4 November menenangkan massa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Danar Dono

VIVA.co.id – Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam Mulyadi P Tamsir, membantah anggotanya terlibat dalam kericuhan di depan istana negara. Menurut dia menjelang berakhirnya unjuk rasa, posisi massa HMI berada di bagian paling depan dan akan mundur menunggu masa bagian belakang membubarkan diri.

Pengungsi Gaza Ucapkan Terima Kasih pada Mahasiswa AS yang Memprotes Serangan Israel

"Posisi kami berada di bagian paling depan, di belakang kami ada massa. Kami maju tidak bisa, mundur tidak bisa. Saya bilang ke teman-teman untuk tenang dulu," kata Mulyadi melalui siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Jumat 4 November 2016.

Mulyadi menambahkan tiba-tiba ada orang beratribut putih-putih terlibat ribut dengan polisi. Ia tidak mengetahui dari mana asalnya masa tersebut.

Pendukung Israel Provokasi Mahasiswa Pro Palestina di Universitas California

"Saya juga bingung kenapa kemudian terjadi (ribut). Saya pastikan bukan massa HMI (yang terlibat ricuh)," ujar Mulyadi.

Sebelumnya diberitakan kericuhan pecah di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat malam, 4 November 2016. Penyebab kericuhan dimulai oleh munculnya massa yang menggunakan atribut berlambang HMI, yang tiba-tiba menyerang polisi.

Polisi Prediksi Ribuan Orang Bakal Demo di KPU Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Diduga sekelompok pendemo beratribut HMI ini kecewa usai mendengar pernyataan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, terkait proses hukum Ahok. Meski begitu, motif ini masih simpang siur.

Sejumlah mobil dilaporkan dibakar,, aanggota Front Pembela Islam (FPI) bahkan disebutkan terlibat bentrok dengan massa HMI. Kepolisian yang menjaga keamanan pun terpaksa menertibkan.

Ditambah dengan ulah massa HMI yang memancing dengan melempari polisi dengan batu dan air mineral.

 

 

Aksi teatrikal pembungkaman pers saat tolak RUU Penyiaran di Kota Malang

Wartawan Di Malang Tolak RUU Penyiaran, Bikin Teatrikal Pembungkaman Pers

Ratusan wartawan dan pers mahasiswa menolak revisi Undang-undang Penyiaran, dimana beberapa pasal dianggap berpotensi membatasi ruang kerja pers. Mereka menggelar aksi di

img_title
VIVA.co.id
17 Mei 2024