Sandiaga: Ahok Sangat Tersiksa dengan Casing Barunya

Sandiaga Uno mengenakan peci nusantara.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Raudhatul Zannah

VIVA.co.id – Calon Wakil Gubernur, Sandiaga Salahuddin Uno, menyentil gaya berbicara dan pola atau kebiasaan Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang sering mengeluarkan kata-kata yang tidak patut dan tidak mencerminkan tindakan untuk mempersatukan. Ahok kerap menunjukkan sikap inkonsisten dengan apa yang dikatakannya.

"Kami melihat sudah pola. Akhirnya komentar keluar tadi malam (dalam acara debat), spontan keluar. Akhirnya yang diungkapkan bukan untuk mempersatukan," kata Sandi saat kunjungan media ke kantor redaksi tvOne dan VIVA.co.id  di Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat, 16 Desember 2016.

Dia juga menyentil soal sikap inkonsisten Ahok sebelum didukung oleh partai politik. Awalnya menyatakan dan mengeluarkan kata-kata yang tidak patut. Menyatakan bahwa jalur parpol itu mahal dan juga korup. Namun pada akhirnya juga didukung oleh partai politik. "Hari ini partai besar yang mendukung (Ahok-Djarot)," ujarnya.

Sandi menegaskan, kalau dirinya sudah sejak awal menujukkan terjun ke dunia politik dengan masuk partai politik dan hingga saat ini masih teguh dan konsiten dengan sikapnya. "Makanya kita pilih jalur partai politik. Hari ini yang saya lihat adalah kita konsistensi. Harapan kita kepemimpinan kita, kepemimpinan yang mempersatukan, menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja, pendidikan yang bermutu, harga kebutuhan pokok yang terjangkau," ujarnya.

Dia juga menambahkan, pada acara debat kandidat pilkada DKI yang digelar tv swasta pada Kamis malam,  Ahok menunjukkan inkonsitsen dengan memaksakan tampil dengan santun. Tapi itu terlihat bahwa Ahok justru sangat tersiksa dengan gayanya sendiri. 

"Kalau dilihat dari tadi malam. Bahwa memang ada inkonsistensi, dan Pak Basuki masih sangat tersiksa dengan casing barunya. Menurut saya dia orangnya caplas-coplos. Kalau dia enggak caplas-coplos tampak sekali dari bahasa tubuhnya. Kita mungkin nggak percaya sama kata-kata, kita mungkin enggak percaya sama tindakan. Tapi kita pasti percaya dengan pola culture. Kalau culture orang membelah, memecah belah," katanya.

Sandi juga menyebut Ahok mengeluarkan komentar yang tidak patut saat debat itu. Bahwa warga di bantaran sungai pasti akan meminta pertolongan bila dihantam bencana. "Tadi malam komennya kalau orang tinggal di bantaran sungai kita gusur enggak mau biar dia dihantam air bah, setelah itu baru teriak-teriak. Seorang pemimpin tidak boleh ngomong begitu. Harus cari solusinya," katanya.

Dia mencontohkan sikap saat kepemimpinan Jokowi yang melakukan pola-pola pendekatan manusiawi dan musyawarah pada setiap menyelesaikan masalah warganya. Dan hal itu terbukti berhasil tanpa ada yang dirugikan.

Caleg PKS Ngadu ke MK, Suara Diambil Rekan Satu Partai

"Bukan begitu, dihantam air bah baru kita singkirin. Dan itu pola. Mungkin kata-kata sekarang dia sudah berubah tapi polanya tidak akan berubah dan saya yakin dalam hitungan minggu atau bulan kembali lagi polanya," katanya.

Sikap tidak mempersatukan,kata Sandi bisa merusak rajutan tenun Bhineka Tunggal Ika. "Bhineka tunggal ika itu rusak karena pemimpin tidak adil tidak mempersatukan. Mungkin kata-kata dia sekarang sudah berubah. Polanya tidak berubah," katanya.

PKS Siapkan Tandingan Khofifah Maju di Pilgub Jatim
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.

PDIP Masih Cermati Peluang Duet Anies dan Ahok dalam Pilkada 2024

Sekretaris Jenderal PDIP mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024