Ratna Sarumpaet Penuhi Panggilan Penyidik Polda Metro

Ratna Sarumpaet.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Aktivis Ratna Sarumpaet memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya. Ratna sedianya diperiksa sebagai saksi atas tersangka kasus makar, Sri Bintang Pamungkas.

Viral Ucapan Gus Samsudin: Konten Tukar Pasangan Itu Dakwah, Saya Senang di Penjara

Ratna tiba di Polda Metro Jaya sekitar pukul 12.15 WIB, dengan memakai batik berwarna hijau dan memakai jilbab berwarna putih.

"Jadi hari ini Bu Ratna memenuhi panggilan dari Polda terkait sebagai saksi untuk Pak Sri Bintang Pamungkas. Jadi hari ini beliau status sebagai saksi atas laporan yang dilaporkan Ridwan Hanafi dengan terlapor Sri bintang Pamungkas," kata pengacara Ratna, Ahmad Leksono, Kamis, 22 Desember 2016.

7 Pria Dieksekusi oleh Arab Saudi Gegara Tuduhan 2 Hal Mengerikan

Ahmad menuturkan, hari ini merupakan pemanggilan Ratna pertama kali. Ia pun mengaku belum mengetahui perihal apa saja nanti yang akan ditanya penyidik kepada kliennya.

"Kami belum tahu apakah yang ditanya (pertemuan) di UBK atau tempat lain. Karena kalau laporan polisinya tanggal 21 November 2016, jadi di UBK sebelum itu," ujar Ahmad.

Jadi Relawan Prabowo, Eks Kapolda Metro Era Presiden Gus Dur Tak Khawatir Diserang Isu Makar

Sementara itu, Ratna Sarumpaet mengaku siap untuk ditanya apa saja oleh penyidik nantinya. Ibunda artis Atiqah Hasiloan ini juga memang mengenal sosok Sri Bintang.

"Siapa yang enggak kenal Sri Bintang, seluruh republik ini kenal. Kalau kalian enggak kenal malah aneh. Dia itu orang pemberani, seorang yang sangat kritis. Kalau seseorang yang sangat kritis lalu jadi bahaya di republik ini, sedih banget, karena kita butuh orang yang kritis," tuturnya.

Namun, ia mengaku hanya sebatas mengenal Sri Bintang dan bukan mengenal secara khusus. 
"Bertemu enggak, walaupun kami pertemanan aktivis, itu saling menghormati. Jadi bukan pertemanan yang akhirnya ngopi bareng, tidur bareng, jauh dong," katanya.

Ratna mengaku tidak tahu tentang surat yang dikirim Sri Bintang ke MPR, yang meminta mencabut mandat Presiden Jokowi.

"Aku enggak ikut dengan itu. Saya tidak terlibat dengan apa pun yang dituduhkan sebenarnya, secara keseluruhan," ujarnya.

Selain itu, Ratna juga membantah ikut dalam pertemuan di Universitas Bung Karno pada 20 November 2016. Menurutnya, setiap pertemuan dirinya dengan aktivis lain adalah bentuk penghormatan.

"Kalau aktivis itu punya satu budaya. Kalau satu ngadain acara, yang lain ngikut, itu kayak penghormatan. Jadi jangan dipikir kita berkumpul di satu tempat terus dikira bersekongkol, enggak. Kalau buat saya, kalau ada pertanyaan lebih spesifik soal kebenaran makar juga mungkin harus kita perbincangkan," katanya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya