Taruna Tewas Dipukuli Senior, Weku Akui Kelemahannya

Mantan ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara.
Sumber :
  • Danar Dono - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Mantan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Capt Weku Frederik Karuntu, mengakui telah lemah dalam mengawasi aktivitas taruna didiknya, hingga akhirnya terjadi pemukulan yang menyebabkan salah satu taruna tewas dipukuli seniornya.

Menhub Bicara Pentingnya Mutu SDM di Sektor Transportasi Laut

Meski mengaku lemah, tapi Weku mengaku telah berusaha meningkatkan pengawasan. "Pengawasan saat kejadian sudah ada. Kenapa lolos itulah investigasi hasilnya seperti apa. Ini suatu kelemahan kami," ujar Weku usai menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Utara, Jumat, 13 Januari 2017.

Menurut Weku, investigasi tentang pengawasan taruna di STIP sedang berjalan dan hasil investigasi itu nantinya bisa dijadikan dasar bagi STIP untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan pengawasan di kemudian hari.

9 April Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka, Ini Syaratnya

"Tapi hasil dari tim investigasi saya belum dapat. Dari hasil itu nanti kelemahan itu yang akan kita tingkatkan," ujarnya.

Seperti diketahui, tradisi kekerasan taruna STIP berujung kematian, Amirullah Adityas Putra, taruna tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, yang tewas setelah dipukuli lima seniornya,  Selasa malam, 3 Januari 2017 di lantai dua kamar 205, Gedung Dormitory Ring 4, STIP Marunda.

Mengintip Kapal Latih STIP Senilai Rp54 Miliar dari APBN

Sebelumnya, dua kasus serupa juga pernah terjadi. Pada 6 April 2015 misalnya. Seorang taruna bernama Daniel Roberto Tampubolon diduga dianiaya oleh tujuh seniornya.

Kejadian itu bermula, dari adu mulut antara pelaku dan korban. Pelaku lantas menganiaya hingga meminta korban minum air cabai. Dalam kejadian ini, lima orang pelaku dipecat dan dua orang diskors.

Sebelumnya, pada 25 April 2014, seorang mahasiswa STIP, Dimas Dikita Handoko (19 tahun) juga tewas usai dianiaya seniornya. Begitu pula enam rekan Dimas, dianiaya tujuh seniornya hingga luka-luka.

Ketika itu, pelaku memanggil para korban ke tempat indekos pelaku di Jalan Kebon Baru Blok R Gang II Nomor 29 RT 17 RW 12, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.

Di sana, para korban dinasehati oleh para pelaku. Para korban juga dipukuli di bagian perut, dada dan ulu hati. Pelaku juga menendang kaki, perut, serta menampar pipi korban. Akibat kejadian ini, tujuh orang dikeluarkan dari sekolah tersebut. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya