- VIVA.co.id/Danar Dono
VIVA – Seorang pemuda menggunakan sweater berwarna biru tua turun dari ojek online. Dengan memegang plastik ia berjalan memasuki kawasan Teater Keong Mas di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Di tangan kanannya tampak tongkat walker, alat bantu jalan untuk tunanetra dan di tangan kirinya plastik berisi sejumlah berkas.
Pemuda berusia 24 tahun itu, Yudi, Warga Tangerang Selatan, Banten. Dia merupakan satu dari ribuan warga yang mendatangi lokasi Nusantara Expo dan Forum 2017 Kementerian Dalam Negeri di TMII.
Meskipun mengalami keterbatasan dalam penglihatan, tak menyurutkan niat staf marketing Bank Permata ini mendatangi Nusantara Expo 2017, dengan harapan bisa mencetak KTP elektronik yang sudah direkam sejak 2016 di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan.
Yudi membawa plastik di tangan kirinya yang berisi surat keterangan telah melakukan perekaman KTP elektronik, lengkap dengan nomor resi dan Kartu Keluarga.
"Pak, tempat untuk membuat e-KTP di mana," kata Yudi saat menanyakan stan penyerahan berkas e-KTP kepada VIVA.co.id di TMII, Jakarta Timur, Sabtu 21 Oktober 2017.
Lantas, VIVA.co.id menuntun Yudi kepada petugas yang ada di lokasi. Yudi menyampaikan maksud kedatangannya sambil menyerahkan salinan KK dan Suket. Salah satu petugas kemudian segera mengurus pencetakan e-KTP untuk Yudi. Hanya berselang 10 menit, petugas itu kembali menyambangi Yudi dan menyerahkan e-KTP yang sudah dicetak.
"Ini khusus (untuk disabilitas). Maka kita dahulukan," kata salah satu petugas di lokasi.
Yudi mengatakan, sengaja datang sendiri karena baru saja pulang dari tempat kerja di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Ia mengetahui adanya pembuatan e-KTP langsung jadi di TMII dari pesan berantai di WhatsApp yang ia terima.
Yudi lebih memilih datang ke TMII karena sudah lama menunggu ketidakjelasan pencetakan e-KTP di daerah Tangerang Selatan. Dia mengaku sudah dua kali ke Dukcapil setempat, namun belum bisa juga dicetak karena tidak ada blangko.
"Sudah sering ke Dukcapil tapi katanya belum (ada blangko)," ujar Yudi.
Baginya, selama setahun tidak mempunyai e-KTP banyak hal yang membuatnya merasa rugi dan kesulitan dalam urusan-urusan tertentu.
"Rugi juga, enggak ada e-KTP. Rugi waktu dan banyak terhambat. Misalnya ada urusan perbankan, misalkan perjalanan ke mana harus punya e-KTP," ujarnya. (one)
