Rindu Sinta untuk Guru Tewas Dianiaya Siswa

Ilustrasi jenazah.
Sumber :
  • REUTERS/Yuriko Nakao

VIVA – Kesedihan masih menyelimuti Sinta, istri Ahmad Budi Cahyono, guru SMA Negeri 1 Torjun. Dia baru saja ditinggal pergi selamanya oleh sang suami tercinta.

Gak Dibeliin Motor, Anak Aniaya Ibu Kandung hingga Babak Belur

Budi meninggal dunia Kamis malam, 1 Februari 2018. Dia tewas diduga lantaran dianiaya muridnya sendiri, berinisial MH.

Saat ini, Sinta tengah hamil lima bulan. Ini merupakan kehamilan keduanya. Pada kehamilan pertama, ia sempat keguguran ketika usia kehamilannya lima bulan. Ia pun kehilangan bayi kembarnya.

Bule Australia Berulah di Bali, Bikin Keributan hingga Aniaya Sopir Travel

Kini, saat usia kehamilannya lima bulan juga, ia kehilangan sang suami tercinta. Ia masih terus terbayang masa-masa ketika suaminya masih hidup.

Selama hidupnya, Budi dikenal suka bercanda. Sinta pun kangen saat-saat bercanda bersama sang suami. "Saya rindukan semuanya. Kekonyolannya itu, suka bercanda, jahil, iseng," ujarnya dalam wawancara dengan tvOne, Sabtu, 3 Februari 2018.

Aniaya Pecalang di Bali, Polisi Tangkap Dua Bule Amerika

Dia berdoa agar sang suami diterima di sisi Allah. Dia juga berharap agar pelaku mendapat hukuman yang setimpal.

Ahmad Budi Cahyono tewas diduga akibat dianiaya muridnya berinisial MH. Peristiwa terjadi ketika sang guru mengajar di SMA Negeri 1 Torjun, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Kamis siang, 1 Februari 2018.

Kejadian bermula saat jam belajar berlangsung, bukannya mengikuti pelajaran dengan baik, MH justru mengganggu temannya dengan mencorat-coret lukisan yang dibuat temannya. "Korban, Pak Budi, menegur MH," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, dihubungi VIVA pada Jumat, 2 Februari 2018.

MH tidak peduli dengan teguran korban. Budi lalu menghampiri MH dan menjatuhkan sanksi ringan, yakni mencoret pipi MH dengan cat lukisan. Rupanya, MH tidak terima dan bereaksi. Dia memukul korban. 

Budi lalu menyampaikan yang dialaminya kepada kepala sekolah. Budi dipersilakan pulang.

Sampai rumah, Budi mengeluh sakit di leher dan tak lama kemudian tak sadarkan diri lalu koma. Dia sempat dirawat RSUD dr. Soetomo Surabaya tetapi tak dapat diselamatkan dan meninggal pada Kamis malam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya