Sopir Truk ke Jokowi: Kami Dipalak Rp2 Juta di Dekat Polres

Presiden Jokowi bertemu sopir truk lintas daerah di Istana Negara
Sumber :
  • VIVA / Agus Rahmat

VIVA – Presiden Joko Widodo mengumpulkan puluhan sopir truk pengangkut logistik di Istana Negara Jakarta. Mereka datang dari berbagai wilayah, baik Jakarta, Sumatera hingga Kalimantan.

Mendag Lutfi Dinobatkan Jadi Pemimpin Terpopuler oleh Warganet

Jokowi awalnya memaparkan fokus pemerintah dalam pembangunan selama tiga tahun terakhir. Yakni, pembangunan infrastruktur baik jalan, pelabuhan hingga bandar udara.

Dengan memperbaiki infrastruktur seperti jalan, Jokowi mengatakan bisa menekan biaya yang selama ini sangat tinggi. Dengan infrastruktur, bisa memangkas jarak sehingga biaya dan bahan-bahan logistik turun.

Menteri LHK: Pembangunan Tak Boleh Terhenti Atas Nama Deforestasi

"Kita harapkan nanti kalau biaya transportasi turun, logistik turun, berarti harga-harga bisa turun. Karena kita sekarang ini bersaing dengan negara-negara lain. Kalau kita tidak bisa lebih cepat, bisa lebih efisien, murah, barang kita akan ditinggal oleh negara-negara lain," kata Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Selasa 8 Mei 2018.

Jokowi juga memaparkan, berbagai pembangunan jalan dan pos batas yang dilakukan pemerintah. Presiden kemudian menanyakan, apakah di jalan raya masih dirasakan adanya pungutan liar. Puluhan sopir truk kompak menjawab masih ada. Lalu, Presiden Jokowi mengajak dialog para sopir ini, di mana saja adanya pungli itu.

Menko Luhut Ingatkan Visi Poros Maritim Dunia Harus Terealisasi

"Jambi sampai Medan, paling banyak memasuki Riau dan Medan. Lintas Timur di Polres Mesuji," ujar seorang sopir.

Jokowi semakin terlihat kaget, mendengar laporan itu. Bahkan hampir semua bersuara, hingga diminta satu-satu.

"Paling rawan lintas timur Sumatera, perbatasan Aceh sampai Medan, melalui Bagan Batu, Binjai, paling banyak preman. Batasnya sampai Pekanbaru. Habis Pelalawan Riau, itu mobil saya sampai dibakar sama premanisme," ucap seorang sopir lagi.

Tidak cukup di situ. Beberapa daerah perlintasan dinilai para sopir sangat rawan. Padahal mereka butuh ketenangan dalam bekerja mengantarkan kebutuhan logistik.

Seorang sopir menceritakan lagi, yakni di perbatasan Jambi sampai Palembang. Ada yang namanya bedeng seng. Ia mengaku, untuk lewat saja mereka harus bayar. Kalau tidak, tindakan anarkis akan dilakukan.

"Kalau enggak (bayar) kaca pecah, kalau enggak golok sampai di leher. Atau enggak ranjau paku," katanya.

Penjelasan-penjelasan itu, membuat Jokowi semakin kaget dan mengeritkan dahinya. Terlebih saat mengetahui, berapa nominal para sopir ini dipalak. "Berapa yang dia ingat, kalau ingat Rp200 (ribu) ya 200, kalau enggak Rp2 juta," katanya.

Jokowi kaget, karena nominal yang dipalak termasuk sangat besar. Mengingat, laporan yang diterima Presiden tidak sebesar apa yang disampaikan para sopir.

"Saya kan dengarnya sedikit, ternyata setelah bertanya kepada para pengemudi, para sopir ternyata sangat banyaknya, kaget dong, masa enggak boleh kaget saya," kata Jokowi usai acara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya