JK: Teroris Pasti Masuk Neraka

Wakil Presiden Jusuf Kalla
Sumber :
  • VIVA / Fajar GM

VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla yakin tindakan terorisme yang menggunakan dalil agama tidak pernah dibenarkan. Menurut JK, pemahaman segelintir orang yang meyakini teror dilakukan agar masuk surga menyesatkan.

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

"Saya yakinkan surga tak mungkin diperoleh semudah itu, (masa) membunuh orang tidak bersalah langsung masuk surga, pasti ujungnya masuk neraka," kata JK saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Selasa, 15 Mei 2018.

Menurut JK, agama tak pernah mengajarkan kekerasan antar-sesama manusia. Ia pun menyayangkan 'cuci otak' yang kini menyasar anak-anak.

Pemkab Tangerang Benarkan PNS Mereka Ditangkap Densus

"Karena anak-anak dilibatkan, bagaimana hebatnya cuci otaknya yang merusak seluruh bangsa ini," ujar JK.

Sejumlah anggota Polisi melakukan identifikasi terhadap rumah terduga teroris pengeboman gereja di kawasan Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). - ANTARA/M RISYAL HIDAYAT

IDI Sukoharjo Minta Kasus Sunardi Tak Dikaitan dengan Profesi Dokter

Peristiwa rentetan teror yang dimulai di Markas Komando Brimob hingga rumah ibadah di Surabaya membuat masyarakat marah dan mengutuknya. JK juga meminta kepada semua pihak ikut berkontribusi mengawasi wilayahnya dari tindakan kelompok teror.

"Tapi dibutuhkan juga dari masyarakat. Informasi apa pun yang diperoleh, yang bisa menghentikan apa pun, ataupun mengawasi orang-orang yang mempunyai sifat yang sangat tercela," kata dia.

Keterlibatan Anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyatakan anak-anak bukan aktor terorisme murni.

“Diusulkan dalam RUU terorisme, KPAI sudah mulai masuk ke kasus orang dewasa yang mengajak anak dalam tindakan terorisme, prinsipnya anak dilibatkan aksi terorisme, mereka tetap dianggap sebagai korban,” Anggota KPAI, Putu Ulivia.

Ulivia menjelaskan karena terdapat edukasi doktrinasi dari keluarga terutama orangtua, cara ini bertujuan untuk menyiapkan anak yang masih kecil agar bisa menjadi martir.

Terkait beberapa kasus anak dalam tindakan terorisme, beberapa mereka sudah terpapar selain dari aspek pengasuhan yaitu media sosial.

“Ada hal-hal yang mereka tidak lihat, keadilan. Mereka mencari sendiri keadilan,” tuturnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya