Tak Mau Ikut Upacara Kenegaraan, Tiga Dosen UIN Diusut

Densus 88 Antiteror memeriksa rumah kontrakan tempat terjadi ledakan Bom Panci di Kelurahan Sekejati, Buah Batu, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/7/2017).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Agus Bebeng

VIVA – Tiga dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel atau UINSA Surabaya diduga terpapar radikalisme. Mereka diketahui merupakan lulusan kampus negeri di Surabaya dan direkrut UIN sebagai pengajar sains. Selama mengajar di UIN, mereka diketahui tak pernah mau mengikuti upacara kebangsaan. 

Menag Yaqut Buka Suara Soal HTI Diduga Gelar Kegiatan di TMII

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Bisnis UINSA, Akhmad Muzakki membenarkan soal informasi tiga dosen di kampusnya yang diduga terpapar radikalisme itu. "Ada memang, masih dalam penyelidikan kementerian," kata Akhmad ditemui di RS Bhayangkara Polda Jatim di Jalan A.Yani Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 18 Mei 2018. 

Dia mengatakan, mereka bukan lulusan UIN namun dosen lulusan kampus negeri terkenal di Surabaya. Mereka direkrut untuk mengajar ilmu pengetahuan alam untuk fakultas baru di UINSA. "Science," kata Muzakki.

HTI Diduga Gelar Kegiatan di TMII, Polisi Akan Periksa Panitia Penyelenggara Acara

Informasi yang diperoleh, sejak mengajar di UINSA, tiga dosen itu menolak mengikuti upacara kenegaraan yang biasanya dilaksanakan di kampus UIN setiap peringatan hari besar nasional. Sejak itulah tiga dosen tersebut dicurigai terpapar radikalisme. "Masih diusut kementerian," kata Guru Besar Sosiologi Pendidikan itu lagi.

Selain di UIN, isu serupa sebelumnya menyasar Institut Negeri Sepuluh Nopember Surabaya atau ITS dan Universitas Airlangga atau Unair. Tiga dosen ITS dan satu dosen Unair diselidiki pihak kementerian karena kutipan mereka yang mendukung Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI sudah tersebar di dunia maya. (ase)

HTI Diduga Bikin Acara Metamorfoshow di TMII, Polisi: Izinnya untuk Isra Mi'raj
Sekretariat organisasi Hizbut Tahrir Indonesia Jawa Barat di Kota Bandung pada Rabu, 19 Juli 2017.

Guru Besar UMJ Ingatkan Gerakan Pro-Khilafah Masih Eksis di RI dengan Modus Baru

Guru Besar Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Jakarta mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa pergerakan kelompok pro-khilafah masih tetap eksis di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
29 Februari 2024