- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi atau Menristek Dikti, Mohamad Nasir meminta kepada semua rektor agar bisa mencegah segala potensi tindak kekerasan dalam kegiatan orientasi studi dan pengenalan kampus atau ospek terhadap mahasiswa baru.
Apabila masih ada kejadian kekerasan terhadap mahasiswa baru dalam kegiatan ospek maka yang harus bertanggung jawab adalah rektor kampus tersebut.
"Kami menyarankan kepada rektor seluruh kegiatan penerimaan mahasiswa baru jangan sampai ada kekerasan. Kalau ada kekerasan yang bertanggung jawab adalah rektor," kata Nasir di Jakarta, Jumat, 3 Agustus 2018.
Seharusnya, ia menegaskan, penerimaan mahasiswa baru harus mengenalkan kegiatan yang ada di kampus yakni kurikulum kampus, fasilitas yang diberikan kampus kepada mahasiswa dan pimpinan yang ada di kampus diperkenalkan.
"Sehingga, tidak boleh kita tidak boleh kita melakukan diskriminasi. Ini larangan keras dari kami sebagai larangan melakukan diskriminasi itu," katanya.
Nasir mengatakan bahwa saat ini sudah tidak zamannya lagi kegiatan ospek di kampus diisi dengan kekerasan maupun perploncoan terhadap mahasiswa baru.
"Kita bukan era penjajahan. Era kita membangun pendidikan yang berkualitas," katanya.