Ridwan Kamil Klaim Teknologi Korea Cocok untuk Jalur Ekstrem Jabar

Pembatas jurang silinder putar atau Rolling road barrier
Sumber :
  • Instagram Ridwan Kamil

VIVA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengklaim penyediaan pembatas jurang bersilinder putar di jalur-jalur rawan kecelakaan merupakan inovasi pembangunan terbaik dari yang sudah ada.

Kecelakaan PO Rosalia Indah Karena Diduga Sopir Mengantuk, Ketahui Tips Aman Hindari Rasa Kantuk

Bahkan, teknologi tersebut akan disediakan di jalur kecelakaan maut di Kabupaten Sukabumi yang menewaskan 21 orang.

"Enggak ada lagi (yang lebih baik). Sok kalau ada (yang lebih baik), kasih tahu saya," ujar Ridwan Kamil di Gedung Sate Kota Bandung Jawa Barat, Rabu 12 September 2018.

Belajar dari Kecelakaan Bus Rosalia Indah yang Tewaskan 7 Orang karena Sopir Ngantuk

Menurut Kang Emil, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat sudah diinstruksikan untuk mengkaji penerapan teknologi tersebut. "Dishub sudah saya perintahkan untuk cari datanya. Kalau perlu terbang ke Korea untuk memastikan kita bisa mendapatkan itu secepatnya di anggaran terdekat," katanya.

Sementara itu, Kepala Dishub Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan, penyediaan teknologi tersebut akan diajukan pada APBD Perubahan 2018. Menurutnya, hasil evaluasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Polda Jawa Barat, di jalur tersebut membutuhkan fasilitas angkutan jalan tambahan.

Detik-detik Mencekam Kecelakaan Maut Bus Kader Hanura di Tol Ngawi

"Ya kita akan pasang. Nanti diajukan di alokasi anggaran, kita akan pasang di tempat rawan karena melihat di Korea, sudah kita pelajari," ujar Dedi

Sebelumnya, kecelakaan maut di Jalan Cibadak-Palabuhanratu Kampung Bantarselang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, telah menewaskan 21 penumpang bus Jakarta Wisata Transportasi yang terjun ke jurang dengan kedalaman 31 meter pada Sabtu 8 September 2018 pukul 12:05 WIB.

Kecelakaan maut itu bermula ketika Bus Jakarta Wisata Transportasi bernopol B 7025 SGA yang membawa 37 penumpang melaju dari arah Cikidang menuju Palabuhanratu.

Saat melewati jalan berkelok dan menurun, pengemudi bus diduga tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya. Dengan kurangnya menguasai situasi medan jalan, sehingga bus melaju ke ruas kanan jalan dan terperosok ke dasar jurang dengan ketinggian 31 meter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya