Terima Bantuan Asing, Jokowi Tidak Tetapkan Bencana Nasional di Palu
- ANTARA FOTO/Biropers-Kris
VIVA – Presiden Joko Widodo mengaku dihubungi sejumlah kepala negara yang ingin membantu Indonesia menangani gempa dan tsunami. Presiden tetap menilai tidak perlu ada perubahan status menjadi bencana nasional.
"Yang paling penting, itu penanganannya yang cepat, yang segera menyelesaikan masalah-masalah di lapangan, contoh kemarin alat-alat berat tadi malam sudah masuk, hari ini sudah mulai bekerja alat-alat berat itu," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa 2 Oktober 2018.
Meski sudah melakukan hal itu, Jokowi mengakui tetap ada kendala, seperti pasokan BBM, karena banyak SPBU yang rusak. Maka distribusi ke masyarakat terhambat. Dia berharap kendala itu segera teratasi, misal menyediakan SPBU portabel, yang sedang dikirim ke Palu.
Maka pemerintah memilih untuk bergerak cepat, tanpa harus menunggu perubahan status bencana nasional atau tidak. Sebab yang lebih penting daripada itu ialah penanganan cepat dan tepat, alih-alih masalah prosedur atau administrasi, status bencana daerah atau bencana nasional, dan lain-lain.
Sejumlah negara sahabat, kata Presiden, memang berniat membantu Indonesia, di antaranya Arab Saudi, Turki, dan Rusia. Partisipasi aktif banyak negara itu membuktikan bahwa Indonesia memiliki banyak teman.
"Mereka menanyakan apa yang diperlukan, hari ini sudah saya perintahkan kepada Menko (para menteri koordinator) untuk diidentifikasi hal-hal yang dibutuhkan segera ini apa, baru kita sampaikan ke negara-negara lain untuk membantu," kata Jokowi.