Cerita Suratno Selamat dari Terjangan Lumpur di Petobo karena Doa Ibu

Warga melintas di area lokasi terkena timbunan lumpur di Petobo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Tado

VIVA – Gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah menyisakan sejumlah hikmah dan pelajaran. Korban yang selamat memiliki cerita pengalaman tersendiri dan tak terlupakan dari gempa berkekuatan 7,4 magnitudo tersebut.

Kesaksian Warga, Gempa Garut Dirasakan Besar dan Terdengar Rumah Gemeretak dan Kaca Bergetar

Salah seorang korban yang selamat dari gempa Palu adalah Suratno. Ia mengatakan, dirinya berhasil selamat bersama dengan istri serta dua anaknya. Namun, hal ini menurutnya bukan hal yang kebetulan.

Suratno merupakan salah seorang warga yang selamat dari terjangan lumpur akibat pergerakan tanah atau likuifaksi.

Gempa Bumi 6,5 SR Guncang Garut, Terasa Hingga Jabodetabek

“Saya enggak tahu itu apa tapi kontur daerah saya menanjak. Tanah, pohon, berair, lumpur seperti longsor menyerang,” kata Suratno dalam acara Indonesia Lawyer Club tvOne, Selasa malam, 2 Oktober 2018.

Perumahan tempat tinggalnya di Petobo, Palu, ludes tertelan lumpur pascagempa. Bagi dia, bisa selamat dari ujian bencana mematikan ini karena tak lepas berkat doa ibunya yang berada di Pulau Jawa. "Hal yang menurut saya yang menyelamatkan saya adalah doa ibu," katanya dengan suara berat.

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

Ia menceritakan, dua hari sebelum gempa, tepatnya Rabu, 26 September 2018, dia teringat dengan ibunya saat di tempat kerja. Ia pun segera menghubungi dan meminta doa agar diberikan keselamatan meski belum tahu akan terjadi gempa besar yang mengakibatkan terjangan lumpur besar.

"Saya menangis karena teringat wajah ibu saya. Posisi ibu saya ada di Cilacap. Ibu bertanya kenapa menangis, saya juga tidak tahu kenapa saya ingat sekali dengan ibu. Saya bilang tolong saya dikirimi doa Alfatihah pagi dan sore agar selamat. Saya tidak tahu kenapa, gitu, saya pengin begini saja," ujarnya pilu.

Baca: Gempa Palu, Lebih 700 Rumah di Petobo Tertelan Lumpur

Suratno pun menyatakan, dirinya telah berjanji akan memeluk serta mencium kaki ibunya ketika bertemu nanti. Pada saat goyangan tanah yang bergerak, ia mengaku hampir saja tidak selamat karena genangan lumpur sudah meninggi.

Namun saat itu, Ia berhasil menginjak atap rumah yang lebih tinggi, di satu sisi daratan sudah mulai ditenggelamkan tsunami.

"Allah memberikan selamat kepada saya. Saya berjanji akan memeluk dan mencium kaki ibu saya. Saya tidak bisa bayangkan kalau saya tidak selamat. Ada rasa campur aduk, Alhamdulillah saya bisa duduk di sini dan sedikit bercerita bisa diberikan cobaan,"  kata dia.  

Di satu sisi, ia berpesan kepada seluruh masyarakat untuk tidak melanggar apapun agar bencana tidak menimpa negeri ini. Ia menyebut kondisi masyarakat Palu dan sekitarnya mendapatkan ujian berat namun harus sabar.

Ia pun meminta agar tak menggunakan istilah penjarahan bantuan karena harus dimaklumi. Kondisi masyarakat di Palu dan sekitarnya memang sangat memerlukan bantuan. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya