Logo BBC

Lion Air JT 610 Alami Kerusakan dalam Empat Penerbangan Terakhir

Puing pesawat Lion Air PK-LQP JT-610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin, 5 November 2018.
Puing pesawat Lion Air PK-LQP JT-610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin, 5 November 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Dalam pertemuan antara keluarga korban dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Basarnas, KNKT, DVI Polri, dan manajemen Lion Air, Muhammad Bambang Sukandar selaku keluarga penumpang Pangky Radana Sukandar mempertanyakan informasi bahwa pesawat itu sudah bermasalah pada malam hari sebelum jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

Jika informasi itu benar, Bambang meminta Kemenhub memberikan sanksi tegas terhadap teknisi Lion yang mengizinkan pesawat Lion Air mengudara pada penerbangan sebelumnya.

"Teknisi atau engineer Lion Air sudah bertanggung jawab penuh karena menyatakan pesawat clear untuk take off kembali. Agar peristiwa seperti ini di Indonesia Raya tidak terjadi lagi. Tolong proses hukum. Tolong manajemen Lion Air diperbaiki. Kejadian Lion sudah banyak sekali. Tidak bermaksud mendiskreditkan Lion," kata Bambang.

Berbagai pertanyaan mengemuka

Theo Leggett, koresponden BBC di bidang bisnis internasional

Temuan KNKT bahwa indikator kecepatan pada pesawat Lion Air mengalami kerusakan adalah perkembangan yang signifikan. Perilaku ganjil pesawat pada penerbangan terakhirnya dan adanya laporan tentang masalah dalam perjalanan sebelumnya telah menimbulkan spekulasi bahwa mungkin inilah problemnya.

Kecepatan mengudara diukur menggunakan sensor-sensor yang disebut tabung pitot, yang merekam tekanan pada sayap atau permukaan bagian depan pesawat. Data ini lalu dibandingkan dengan data tekanan yang didapat dari `port statis` pada bagian lain pesawat.