Semangat Pahlawan di Dada Milenial 

Ziarah Hari Pahlawan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – "Semangat Pahlawan di Dadaku". Begitu tema peringatan Hari Pahlawan tahun ini.

Sosok Ini yang Membuat Adik KH Agus Salim Tertarik Masuk Katolik

Setiap tanggal 10 November, bangsa dan rakyat Indonesia dikembalikan kenangannya pada peristiwa pertempuran di Surabaya pada 73 tahun silam. Saat itu adalah perang fisik pertama setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. 

Setidaknya menurut Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, ingatan kolektif bangsa akan tertuju pada keberanian, semangat pantang menyerah serta pengorbanan tanpa pamrih para pahlawan yang telah gugur. 

Kisah Chalid Salim, Adik KH Agus Salim yang Memilih Agama Katolik

Para syuhada bangsa tersebut telah mewariskan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdiri kokoh hingga saat ini dan selamanya.

Pesan yang disampaikan Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Sukarno, pun masih bergema hingga kini. Indonesia kini berkembang menjadi bangsa yang cukup diperhitungkan di kawasan maupun dunia.

Panglima TNI Usulkan Doni Monardo Jadi Pahlawan Nasional

"Hanya bangsa yang menghargai jasa pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar". Begitu ungkapan Sukarno saat itu.

Gelora itu yang saat ini masih dirasakan bangsa Indonesia. Tidak hanya bagi penyelenggara pemerintahan, tapi juga masyarakat umum. Termasuk di antaranya adalah kalangan muda.

"Semangat Pahlawan di Dadaku" yang menjadi tema tahun ini mengandung makna bahwa sesuai fitrahnya, dalam diri setiap insan tertanam nilai-nilai kepahlawanan. 

Siapa pun dapat menjadi pahlawan. Setiap warga negara lndonesia tanpa kecuali dapat berinisiatif mengabdikan hal yang bermanfaat untuk kemaslahatan diri, lingkungan sekitar, bangsa, dan negara.

Seperti yang diingatkan oleh Mensos Agus, setiap zaman pasti ada pahlawannya, dan setiap pahlawan pasti berkiprah di eranya. Terkait itu, bangsa Indonesia sudah tentu memerlukan pahlawan baru.

Indonesia saat ini membutuhkan sosok yang berdedikasi dan berprestasi pada bidangnya untuk memajukan negeri ini.

"Terlebih lagi dibutuhkan sosok pemuda lndonesia sebagai generasi penerus yang mempunyai jiwa patriotisme, pantang menyerah, berdisiplin, berkarakter menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidangnya," kata Agus dikutip dari laman Kemensos.

Negeri ini membutuhkan pemuda yang kokoh dengan jati dirinya, mempunyai karakter lokal yang luhur, percaya diri dan peka terhadap permasalahan sosial. Kondisi itu diperlukan agar mampu terlibat dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial, hingga memberikan pelayanan sosial bagi mereka yang membutuhkan pertolongan sosial.

Di sini lah, peran generasi milenial berperan. Di era zaman now, negeri ini membutuhkan pemuda yang mempunyai pandangan global, mampu berkolaborasi untuk kemajuan bangsa, dan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Keahlian ini setidaknya untuk menjadikan Indonesia diperhitungkan dalam bersaing serta bersanding dengan negara lain. Khususnya ketika negeri ini memasuki era revolusi
industri 4.0.

Mereka-mereka yang memiliki kemampuan-kemampuan itulah yang nantinya akan menjadi pahlawan zaman now. Kehadiran mereka akan mampu membawa bangsa Indonesia ke pentas dunia dalam berbagai disiplin ilmu.

Pengharum Nama Bangsa hingga Tugas Profesional

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian pahlawan adalah “orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani; hero”.

Bila mengacu definisi itu, sosok pahlawan memang tidak selalu yang memanggul senjata. Mereka yang berjuang dalam disiplin ilmunya, maupun keahlian dan prestasinya, bisa saja disebut sebagai pahlawan.

Di era milenial saat ini, sosok pahlawan itu setidaknya juga muncul. Meski tidak ada definisi pasti apa kriteria pahlawan di zaman now itu, tapi individu muda yang membela dan mengharumkan nama bangsa sudah banyak bertebaran. 

Yang masih hangat dan menjadi perbincangan publik muncul beberapa waktu terakhir. Mereka di antaranya melakukan aksi heroik dan mendedikasikan diri demi tugas profesional serta kemanusiaan. 

1. Atlet Muda Asian dan Para Games 2018

Pada event yang belum lama selesai digelar di Tanah Air itu, Asian Games 2018 telah melahirkan banyak pahlawan olahraga muda bagi Merah Putih.

Raihan total 98 medali yang terdiri atas 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu dari para atlet Asian Games telah mengharumkan nama bangsa Indonesia. Bahkan, prestasi Indonesia sangat mencengangkan dengan mampu bertengger di posisi keempat klasemen akhir Asian Games 2018.

Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia, Syafruddin, bahkan terus terang menyebut ini prestasi yang sangat membanggakan, bahkan sedikit mengejutkan. Karena dalam satu dekade terakhir, kontingen Indonesia posisinya selalu di luar 10 besar dalam Asian Games.

Atlet muda yang ikut mengharumkan nama Indonesia di ajang Asian Games itu di antaranya Defia Rosmaniar. Atlet taekwondo putri berusia 23 tahun itu mempersembahkan medali emas pertama untuk Indonesia pada Asian Games 2018.

Lalu ada Jonatan Christie. Pemuda 20 tahun itu meraih emas tunggal putra bulutangkis. Tak kalah heroik adalah Aries Susanti Rahayu yang menyumbang emas nomor women's speed. Aries juga baru berusia 23 tahun.

Ada juga Bunga Nyimas Cinta, peraih perunggu yang masih belia di usia 12 tahun pada cabang skateboard

Seperti halnya Asian Games, para atlet Para Games 2018 juga mengukir prestasi membanggakan. Tim Merah Putih mampu finis di posisi 5 dengan raihan 37 emas, 47 perak, dan 51 perunggu. Total, kontingen Indonesia mendapatkan 135 medali.

Keberhasilan Indonesia finis di posisi 5 itu tak lepas dari penampilan gemilang atlet-atlet bulutangkis di hari terakhir Asian Para Games. Empat emas berhasil diraih di cabang olahraga ini.

Rosmaniar Defia

2. Johannes Adekalla Marcal

Tak kalah heroik, adalah aksi Johannes Adekalla Marcal. Agustus silam, namanya menjadi buah bibir publik.

Banyak orang memuji siswa kelas 7, di SMP Negeri Silawan, Belu, Nusa Tenggara Timur tersebut. Itu lantaran Joni, sapaannya, melakukan aksi heroik saat upacara bendera peringatan HUT ke-73 RI, di daerah Pos Lintas Batas Indonesia dengan Timor Leste, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat pagi, 17 Agustus 2018. 

Remaja 14 tahun itu memanjat tiang bendera karena talinya tersangkut saat Merah Putih akan dikibarkan.

Kabar aksi Joni sampai ke Istana. Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi memuji anak bungsu dari sembilan bersaudara itu. Bahkan, Joni disebut sebagai pahlawan sesungguhnya saat ini. 

"Kalau ada yang bertanya siapa pahlawan hari ini, saya mengatakan Joni Belu," kata Imam, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 17 Agustus 2018.

Kementerian Pertahanan pun bangga dengan aksi Joni. Tindakan spontan Joni dinilai cara untuk mencintai Tanah Air agar bendera Merah Putih tetap berkibar. 

"Dalam sistem pertahanan, setiap warga negara Indonesia tentu memiliki cara masing-masing dalam membela Tanah Air. Johanes dengan kemampuannya bisa membuat Merah Putih berkibar saat kondisi darurat," ujar Pejabat Perwakilan Kementerian Pertahanan Nusa Tenggara Timur (NTT) Kolonel Friski Suatan.

Johannes Adekalla Marcal atau Joni.

3. Anthonius Gunawan Agung

Nama petugas Air Traffic Control (ATC), Anthonius Gunawan Agung, gugur saat bertugas di Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie. Anthonius meninggal setelah memandu pesawat Batik Air lepas landas saat bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat 28 September 2018.

Atas dedikasinya yang membawa inspirasi bagi generasinya, nama anak muda berusia 21 tahun itu akan dipromosikan jadi salah satu nama bandara atau nama di Kota Palu. 

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyebut Agung sebagai sosok yang bisa menjadi pahlawan, sekaligus inspirator bagi anak-anak bangsa. 

"Saya pikir Agung adalah salah satu inspirator bagi anak-anak sekolah. Saya akan mengusulkan namanya jadi nama sekolah, nama jalan atau nama bandara," ucap Budi di Gedung Lemhanas, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Oktober 2018.

Anthonius pun mendapatkan penghargaan Adikarya Dirgantara Pralabda dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Budi juga menyatakan, Agung sebagai pahlawan Dirgantara Indonesia.

Anthonius Gunawan Agung Petugas  ATC AirNav Indonesia Cabang Palu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya