Sosok Ratu Kalinyamat, Pahlawan Nasional Wanita yang Gagah Berani Melawan Portugis

Ratu Kalinyamat
Sumber :
  • TikTok

VIVA Lifestyle – Sosok nama Ratu Kalinyamat beberapa waktu belakangan ini menuai sorotan publik di dunia jagat maya. Meskipun hanya tinggal sebuah nama, namun perjuangannya dalam menciptakan Jepara sebagai kerajaan bahari hingga rakyatnya hidup dengan mengandalkan hasil laut sebagai sumber mata pencaharian utama tak bisa dilupakan begitu saja.

Sosok Ini yang Membuat Adik KH Agus Salim Tertarik Masuk Katolik

Tak hanya itu, sosok Ratu Kalinyamat pun semakin menarik perhatian hingga membuat penasaran banyak orang setelah namanya masuk ke dalam daftar Pahlawan Nasional yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023.

Kisah Chalid Salim, Adik KH Agus Salim yang Memilih Agama Katolik

Menurut berbagai sumber, Ratu Kalinyamat pernah menjadi raja di Jepara menggantikan suaminya yang lebih dulu meninggal dunia. Saat itu Ratu Kalinyamat berkuasa di Jepara pada tahun 1549-1579. Selama berkuasa, ia dikenal bijaksana, tangguh dan juga pemberani. Lantas siapa sebenarnya sosok Ratu Kalinyamat tersebut? Scroll terus untuk baca artikel selengkapnya.

Sosok Ratu Kalinyamat

Ribuan Orang Ikut Pawai Paskah di Jerman, Serukan Perdamaian untuk Ukraina dan Palestina

Ratu Kalinyamat atau Ratna Kencana merupakan putri dari Pangeran Trenggana dan cucu Raden Patah, Sultan Demak pertama. Wanita berdarah biru ini dinikahi oleh seorang putra sultan asal Aceh yang kemudian mendapat gelar sebagai Pangeran Hadiri yang bermakna pangeran yang hadir dari Aceh ke Jepara.

Setelah menikah, pemerintahan Jepara dipimpin oleh Pangeran Hadiri yang didampingi juga Ratu Kalinyamat. Sayangnya pernikahan mereka tak berlangsung lama. Hal tersebut dikarenakan, Pangeran Hadiri tewas di tangan utusan Arya Penangsang pada tahun 1549.

Setelah suaminya lebih dulu meninggal dunia, tugas yang sebelumnya diemban oleh Pangeran Hadiri selanjutnya berpindah kepada sang istri yakni Ratu Kalinyamat. Selama masa kekuasaannya, Jepara semakin berkembang menjadi bandar terbesar di Pantai Utara Jawa dan memiliki armada laut yang besar serta kuat.  Tak hanya itu, berkat perjuangannya juga Jepara juga menjadi kerajaan bahari.

Dikenal Sebagai Sosok Pemberani

Puteri raja Demak yang menjadi bupati di Jepara dan terkenal di kalangan Portugis sebagai sosok wanita yang pemberani. Seperti diketahui, ia merupakan sosok yang anti terhadap Portugis. Pada tahun 1550, ia pernah mengirim 4.000 tentara Jepara untuk memenuhi permintaan Sultah Johor dalam upaya membebaskan Malaka dari cengkaraman bangsa Eropa.

Meskipun beberapa kali mengalami kegagalan dan kekalahan dalam perlawannya melawan Portugis, namun ia menunjukkan bahwa dirinya seorang wanita yang gagah berani.

Bahkan, Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhra poderosa e rica, de kranige Dame, yang berarti Ratu Jepara seorang wanita kaya dan berkuasa, serta seorang perempuan pemberani.

Pernah Bertapa Tanpa Busana

Menurut salah satu sumber, Ratu Kalinyamat rupanya pernah melakukan pertapaan di Bukit Donorejo. Saat itu ia melakukannya tanpa busana. Hal ini dilakukannya bukan untuk memperoleh kesaktian, namun ia sedang mencari keadilan atas kematian suami dan saudara laki-lakinya.

Suami Ratu Kalinyamat, Sultan Hadlirin dan Sunan Prawata (adik Ratu Kalinyamat) dibunuh oleh Arya Penangsang. Alasan pembunuhan ini karena adanya motif balas dendam di masa lalu yaitu pembunuhan Pangeran Seda Lepen (ayah Arya Penangsang).

Menurut buku "Ratu Kalinyamat, Rainha de Jepara" tulisan Hadi Priyanto, disebutkan Ratna Kencana sangat sedih dan terpukul atas kematian orang-orang tercintanya ini.

Meskipun harus kehilangan banyak orang-orang yang dicintainya, ia tidak mengambil langkah balas dendam. Ratu Kalinyamat khawatir Arya Penangsang justru dapat kembali melawan dan menghabisi seluruh keturunan Sultan Trenggana.

Selesai pemakaman, Ratu Kalinyamat berniat bertapa untuk meminta keadilan dan mendapatkan jawaban atas kegelisahannya ini. Ia pun tidak kembali ke istana.

Ratu Kalinyamat sempat bertapa di Watu Gilang tapi kemudian berpindah karena mendapat kabar nyawanya diburu Arya Penangsang. Sehingga ia berpindah tempat yang lebih aman untuk melanjutkan pertapaannya tersebut.

Lebih lanjut, kemudia ia menuju ke Watu Gilang di Bukit Donorejo. Tak berapa lama bertapa, ia mendapat bisikan untuk mencari tempat bertapa baru.

Ciri-cirinya memiliki tanah dengan bau wangi, di sanalah Ratu Kalinyamat harus bertapa tanpa busana atau telanjang. Arti 'telanjang' disini tidak hanya diartikan secara harafiah.

Sebab Ratu Kalinyamat bertapa dengan meninggalkan semua kekuasaan dan harta bendanya. Ia fokus berdoa khusyuk kepada Tuhan untuk meminta keadilan atas kematian suami dan saudaranya. Berdasarkan penuturan juru kunci petilasan Ratu Kalinyamat di Jepara, dikutip VIVA.co.id dari library.uns.ac.id, doa dan ikhtiar pertapaan Ratu Kalinyamat akhirnya membuahkan hasil.

Adik ipar Ratu Kalinyamat, Sultan Hadiwijaya memiliki kesaktian yang sepadan dengan Arya Penangsang. Namun sayangnya ia justru segan untuk melawan karena masih berkerabat dengan Demak.

Sultan Hadiwijaya lantas membuat sayembara bagi yang bisa membunuh Arya Penangsang akan diberi hadiah wilayah Pati. Sayembara ini akhirnya dimenangkan oleh Danang Sutawijaya dengan siasat cerdik.

Sosok yang Sangat Disegani

Ratu Kalinyamat sangat disegani karena di tangannya, Jepara berkembang jadi Kerajaan Bahari dan sumber kehidupan utama rakyatnya berasal dari lautan. Di bawah kekuasaannya, Jepara berkembang pesat dan memiliki pelabuhan terbesar di Jawa juga dijaga dengan armada laut yang besar dan tangguh.

Pada tahun 1573, ayah Pangeran Hadiri, Sultan Ali Mukhayat Syah dari Aceh meminta Ratu Kalinyamat menyerang Portugis di Malaka. Tak tanggung-tanggung, armada yang dikirim adalah 300 unit kapal, 80 unit kapal masing-masing berbobot 400 ton. Sekitar 40 armada kapal diisi empat sampai lima ribu prajurit.

Ratu Kalinyamat memimpin Jepara sekitar 30 tahun dan di masa pemerintahannya, Jepara berhasil mencapai masa kejayaan. Ia juga dikenal sebagai penguasa perempuan pertama di Kerajaan Demak ketika kerajaan ini berkonflik politik antara keturunan Raden Patah.

Pada abad ke-16, Jepara menjadi wilayah yang makmur karena menjadi pintu gerbang menuju pelabuhan dan kota perdagangan kerajaan Demak. Sebagai penguasa, Ratu Kalinyamat bekerja sama dengan penguasa lain dan mengembangkan Jepara dalam bidang politik, ekonomi juga administrasi. Karena kesuksesan inilah, Ratu Kalinyamat diakui bangsa Portugis. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya