Logo BBC

Anak-anak Korban Gempa dan Tsunami Palu yang 'Kembali dari Ajal'

Reunion -ADEK BERRY
Reunion -ADEK BERRY
Sumber :
  • bbc

"Dia tidak ingin dibiarkan sendirian, bahkan sedetik pun. Dia berkata kepada kami `jika kamu meninggalkan saya dan gempa bumi lagi ke mana saya ku harus pergi?," kata ibunya Susila melalui telepon.

"Kami harus menunggunya di luar kelas. Kami tidak membicarakan apa yang terjadi. Dia akan menangis jika hal itu terjadi. Kakaknya tidak pernah kembali."

Neneknya sering menghubunginya melalui videocall. `Mana senyummu` kata sang nenek di telepon padanya.

"Ah, itu dia! Anak laki-laki paling tampan di Gorontolo," dia menggodanya.


Fikri akhirnya pindah ke Gorontalo, bergabung lagi bersama ibu dan ayahnya. - BBC

Kembali ke pantai

Jumadil juga masih trauma tetapi setiap sore dia harus kembali ke pantai yang sama, untuk membantu ibunya berjualan kacang rebus.

"Dia masih sering teringat kejadian itu. Kalau mati lampu, dia lari langsung meluk saya. Kalau duduk seperti ini, mati lampu dia langsung loncat. Dia tanya "kalau mati lampu, kenapa Ma?" Waktu gempa itu kan mati lampu orang-orang lari sewaktu gelap. Sampai sekarang masih trauma kalau mati lampu."

Sementara kami berbicara di warung mereka, seorang ibu lain datang dan mengatakan putranya juga sempat hilang selama empat hari.

Dia juga dihanyutkan gelombang, katanya. Sekarang susah sekali untuk memandikannya. Anak itu sekarang jadi takut air.


Jumadil membantu ibunya berjualan kacang rebus di pinggir pantai. - BBC

Saat ibunya melayani pelanggan, kakek Jumadil, Asmudin, membawanya berjalan-jalan meniti puing-puing.

Dia masih susah percaya bahwa cucunya telah kembali.

"Sulit bagi orang seperti saya untuk mencernanya," katanya.


"Ini keajaiban, bahwa dia selamat," kata kakek Jumadil. - BBC

"Jika berpikir tentang hal itu secara logis, sungguh luar biasa bahwa dia selamat, mengingat kekuatan ombak yang menghancurkan apa saja. Bangunan saja hancur lebur, apalagi manusia. Banyak petugas polisi tewas. Saya benar-benar ingin tahu siapa yang menyelamatkan bocah kami. "

"Itu saya heran sendiri, bagaiamana dia bisa selamat? Manusia biasa seperti kita ini, secara logika mustahil. Karena waktu itu banyak pamong praja dan polisi yang meninggal. Air itu sangat kuat, sekencang apapun kamu lari pasti tergulung. Tembok saja rubuh, apalagi manusia. Itu yang bikin heran siapa yang selamatkan anak ini."

"Ini keajaiban, bahwa dia selamat."

Rebecca Henschke kembali ke lokasi gempa dan tsunami, hampir dua bulan sesudah peristiwa.