Dalam tiga tahun terakhir, Kota Semarang di bawah kepemimpinan Wali Kota Hendrar Prihadi seakan tak ada habisnya memperkenalkan objek wisata baru.
Mulai dari wilayah perkampungan sampai infrastruktur umum yang semula tak memiliki daya tarik, dikemas ulang untuk menarik kunjungan wisata ke kota lumpia tersebut.
Upaya inventarisasi dan eksplorasi potensi perkotaan menjadi kunci sukses Kota Semarang hingga mampu menjadi kota wisata terbaik ke-4 di Indonesia dalam ajang Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Awards 2018.
Potensi wisata religi juga terus digali oleh Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang itu. Ia meyakini bahwa kunjungan wisatawan ke Kota Semarang dapat semakin ditingkatkan melalui eksplorasi sejumlah objek wisata religi, di mana sebelumnya belum dikenal.
Seperti contohnya, makam Habib Thoha bin Yahya yang berada di kawasan Depok, Kota Semarang.
Untuk itu, Hendi bersama jajarannya secara khusus hadir dalam kegiatan peletakan batu pertama pembangunan makam Habib Thoha bin Yahya yang dilakukan oleh Habib Luthfi, selaku ahli waris, baru-baru ini.
Sebelumnya, Hendi bersama Pemerintah Kota Semarang juga telah terlibat dalam pengembangan makam Habib Hasan bin Thoha bin Yahya sebagai wisata religi di Lamper Kidul, Kota Semarang.
Hendi mengatakan bahwa makam Habib Thoha bin Yahya menjadi sebuah kebanggaan bagi Kota Semarang. Hal itu karena Kota Semarang dapat menjadi bagian dari sejarah trah leluhur habib di Indonesia.
"Kita hari ini bersama menjadi saksi bahwa ada leluhur Habib Luthfi di Kota Semarang. Satu di Jalan Duku, Lamper Kidul, dan di daerah Depok, Semarang ini. Semoga Kota Semarang mendapatkan berkahnya," katanya.
"Mari kita berdoa bersama. Mudah-mudahan makam Habib Thoha bin Yahya ini bisa segera tuntas, menjadi tempat yang baik, sebagai trah petilasan bangsa Indonesia," ungkap Wali Kota Semarang yang juga merupakan Politisi PDI Perjuangan tersebut.
Di sisi lain, Habib Luthfi menegaskan bahwa makam Habib Thoha bin Yahya di Kota Semarang adalah milik seluruh masyarakat.
"Memang selaku keturunan adalah milik kami, tapi secara ketokohan, secara keulamaan adalah milik seluruhnya," pungkas Habib Luthfi.
"Beliau (Habib Thoha) merupakan menantu Hamengkubuwono pertama, sedangkan putranya Habib Hasa adalah menantu Hamengkubuwono kedua. Beliau berdomisili di Semarang memiliki suatu padepokan, yang kemudian disebut Depok," cerita Habib Luthfi singkat tentang sejarah Habib Thoha bin Yahya di Kota Semarang.