ARB Berbagi Kiat Pertahankan Kelompok Usaha hingga 77 Tahun Sudah

Aburizal Bakrie berbagi cerita dengan mahasiswa eksekutif Tsinghua University
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Pengusaha nasional Aburizal Bakrie mengapresiasi kunjungan delegasi mahasiswa eksekutif dari Tsinghua University, China, yang berkunjung ke kantornya pada Rabu, 20 Maret 2019.

Polisi Ungkap 4 Mahasiswa Junior STIP Jakarta Batal Dianiaya Seniornya

Mereka para mahasiswa yang kebanyakan juga profesional dan pengusaha itu ingin mengetahui bagaimana Kelomppok Usaha Bakrie (KUB) atau Bakrie Grup bisa bertahan selama 77 tahun.

Dalam pertemuan dengan delegasi 50 mahasiwa itu, Aburizal berbagi pengalamannya sebagai pengusaha sukses yang diakuinya dijalani dengan tidak mudah. 

Disaksikan Wapres Ma'ruf, IBA Beri Bea Siswa ke Santri dan Mahasiswa di Banten

"Sebab saya yakin pengalaman saya jauh lebih banyak dari mereka yang lebih muda ini. Saya ceritakan mengenai pengelaman Bakrie Grup yang tahun ini sudah 77 tahun. Lebih tua dari republik ini dan telah mengalami naik turun, mengalami perubahan  ekonomi, politik dengan tujuh presiden yang berbeda," kata Aburizal usai pertemuan di Bakrie Tower di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 20 Maret 2019.

ARB, begitu ia disapa, menuturkan, awal mula membangun jaringan bisnis yang dirintis oleh ayahnya, Achmad Bakrie. Menurut dia, tidak banyak perusahaan yang mampu bertahan lebih dari setengah abad. 

Kelompok Muslim AS Kecam Universitas di New York atas Penangkapan Mahasiswa Pro Palestina

"Kami bersyukur karena tidak banyak perusahaan di Indonesia yang begini. Bahkan banyak yang tidak sampai di generasi kedua. Saya ceritakan bagaimana kami pernah terpuruk bahkan lebih miskin dari pengemis. Namun akhirnya kami bisa bangkit lagi dan menjadi lebih besar," ujar mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.

Dalam kesempatan itu, Aburizal turut ditemani putra sulungnya Anindya Novyan Bakrie yang juga Presiden Direktur VIVA Media Grup. 

Aburizal sempat berseloroh bahwa dirinya tak seberuntung anak-anaknya yang bisa menempuh pendidikan tinggi hingga ke tingkat program pasca sarjana.

Alumni Institut Teknologi Bandung itu memberi semangat bahwa dengan apa yang dilakukan oleh para pendahulu maka generasi berikutnya harus mencapai kesuksesan lebih tinggi. Namun menurutnya, membangun perusahaan bukan sekadar mencari untung tapi lebih jauh dari yakni menciptakan lapangan pekerjaan dan memberi manfaat bagi masyarakat banyak. 

"Kepada mereka saya katakan bahwa jika ayah saya yang cuma sekolah SD bisa membangun perusahaan besar seperti ini maka mereka yang pendidikannya tinggi itu harusnya bisa lebih baik lagi. Jack Ma juga pendidikannya tidak tinggi tapi bisa membangun perusahaan raksasa Alibaba," kata ARB. (hd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya