Fakta Gempa Ambon yang Tewaskan Tiga Orang

Gempa menguncang Ambon
Sumber :
  • BMKG

VIVA – Gempa bumi mengguncang wilayah Ambon, Kairatu, Haruku dan sekitarnya pada Kamis pagi, 26 September 2019, sekitar pukul 06.46 WIB. Gempa berkekuatan 6,5 magnitudo itu menyebabkan tiga orang meninggal dunia.

Target Nilai Proyek Dinaikkan 2024, Mitrarumah Perkuat Pemasaran Produk di Jabodetabek

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan geofisika (BMKG) Daryono, gempa terjadi di lokasi 3,45 lintang selatan (LS) dan 128,46 bujur timur (BT). Gempa terjadi di darat pada jarak 15,3 kilometer (km) arah tenggara kota Kairatu atau 42 km arah timur laut Kota Ambon, Maluku.

Dikutip dari VIVAnews, Pusat Pengendali Operasi ((Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan bahwa gempa dengan kedalaman 10 km itu menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka.

Dipimpin Umar Kei, FPMM Deklarasi Dukung Murad Ismail di Pilgub Maluku 2024

Tiga orang tewas

Korban meninggal dunia akibat gempa Ambon sebanyak tiga orang dan tiga orang lainnya mengalami luka. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengungkapkan, tiga orang yang meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan itu, yakni Narti Rumain, Mateis Frans, dan Lai Nai.

Ayu Ting Ting Syukuran Rumah Baru, Seberapa Mewah?

Sementara korban terluka, yakni Djamila Lasaiba, Gamar Assagaf. Korban luka telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Al Aqhsa dan Puskemas Air Besar. Para korban merupakan warga Desa Waai, Kabupaten Maluku Tengah.

"Sementara itu, warga Kota Ambon ada yang mengungsi ke rumah kerabat terdekat. BPBD setempat masih melakukan pendataan pascakejadian pagi tadi," ujarnya.

Gempa dipicu sesar aktif

Daryono bilang bahwa gempa yang terjadi merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif lokal. Hal itu dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedadalam hiposenter.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif lokal," ujarnya.

Sementara berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar atau strike slip fault.

Gempa susulan

Awalnya, BMKG melaporkan gempa tersebut berkekuatan 6,8 magnitudo. Kemudian dilakukan pemutakhiran menjadi 6,5 magnitudo dan tidak berpotensi tsunami. Sementara pada pukul 07.39 WIB terjadi 10 aktivitas gempa bumi susulan (aftershocks) dengan magnitudo 5,6, dengan parameter 18 km timur laut Ambon-Maluku dengan kedalaman 10 km.

Dampak gempa bumi ini juga dirasakan di daerah Kairatu, Haruku, Tihulae, Latu, dan Ambon dalam skala intensitas V-VI MMI. Wilayah ini berpotensi mengalami kerusakan.

Kerusakan bangunan

Dampak gempa menyebabkan sejumlah gedung, rumah, jembatan, rumah ibadah mengalami kerusakan. Sejumlah bangunan yang rusak itu, yakni retak sambungan jembatan Merah Putih, dan kerusakan pada gedung rektorat, auditorium, kampus jurusan Kehutanan Universitas Pattimura. Selain itu, dua unit rumah warga desa Toisapu Kecamatan Leitimur Selatan mengalami rusak berat dan satu unit Pasar Apung di Negeri Pelau Kabupaten Maluku Tengah.

Kemudian, jalan utama menuju dermaga Ferry Desa Liang, kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah mengalami retak, Kampus IAIN rusak dan mengakibatkan satu orang luka-luka, dan sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kerusakan juga menimpa satu masjid di Gunung Malintang Kota Ambon.

Begitu juga satu unit rumah masyarakat di Hative Kecil Kota Ambon mengalami kerusakan. Plafon Gedung BLK, Gedung Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku, Gedung Gereja Rehoboth, Gedung Kantor Dinas Sosial Provinsi Maluku dan bangunan Mal Citi Mal ikut rusak.

Bandara tetap beroperasi

Meski terjadi gempa, namun Bandara Pattimura tetap beroperasi. Tak ada kerusakan pada fasilitas bandara baik pada area landside maupun airside.

"Hingga pukul 10.48 WIT, diidentifikasi hanya terdapat sedikit keretakan di bagian depan gedung pemadam kebakaran dan di ruangan watchroom," kata Corporate Secretary PT Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan.

Dia mengatakan bahwa penerbangan dari dan menuju Bandara Pattimura juga masih normal atau sesuai jadwal. Kendati demikian, pihaknya terus berkoordinasi untuk tetap menjaga keselamatan dan keamanan pengguna jasa di bandara tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya