- ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
VIVAnews - Pakar epidemiolog Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bony Wiem Lestari, mengungkapkan reproduksi virus corona atau COVID-19 di Jawa Barat mengalami kenaikan mencapai indeks 1,1 dari 0,84.
Dengan demikian, pihaknya mengimbau masyarakat dan semua perangkat pemerintah bersiaga karena kasus positif COVID-19 di Jawa Barat diprediksi terus bertambah. Bahkan pihaknya meminta semua pihak jangan lengah dan tetap disiplin melaksanakan protokol COVID-19 meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jawa Barat dicabut.
"Jadi angka reproduksi efektif di Jawa Barat terhitung mulai 1 Juli 2020 itu ada di angka 1,1 tapi kalau dilihat tren dari 19 Juni sampai 1 Juli 2020 untuk periode 2 minggu masih ada di angka 0,84," kata Bony di Bandung Jawa Barat, Jumat 3 Juli 2020.
Baca juga: Waspadai Potensi Sebaran COVID-19 di Ruang Publik
Menurutnya, perkembangan sebaran ini menjadi peringatan bahwa sebaran COVID-19 di Jawa Barat masih mengintai. "Hal ini menunjukan bahwa angka reproduksi efektif di atas 1, menandakan bahwa kita semua harus waspada," katanya.
Bony memastikan potensi penambahan angka kasus positif di Jawa Barat agar menjadi atensi khusus bagi semua pihak untuk meminimalisir bertambahnya korban. "Dari permodelan yang kami kerjakan masih akan terjadi potensi peningkatan kasus positif dalam satu bulan ke depan, secara umum dari sisi epidemiologi kasus COVID di Jawa Barat ini masih terkendala," katanya.
Bony juga menerangkan keputusan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memutuskan PSBB dihentikan menyebabkan masyarakat leluasa beraktivitas. "Ini terjadi terutama setelah PSBB Jawa Barat itu diangkat pak gubernur pada tanggal 26 Juni, sehingga barang kali ada pengaruh juga euforia masyarakat, mobilitas penduduk yang meningkat sehingga ini berpengaruh juga," katanya.
"Dalam hal ini perlu kerjasama yang baik pimpinan daerah maupun masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan yaitu 3M (menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan). Jadi harapannya dengan meningkatnya angka reproduksi efektif ini menjadi kewaspadaan kita bersama," lanjutnya.