Kabut Asap Kiriman Kembali Selimuti Langit Sumatera Barat

Kabut asap di Sumatera Barat akibat kebakaran hutan di sejumlah provinsi di Indonesia.
Sumber :
  • VIVAnews/ Andri Mardiansyah (Padang)

VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Unit Observasi Global Atmosopheric Watch (GAW) Stasiun Pemantau Atmosfir Global Kototabang merilis, wilayah tenggara Sumatera Barat, Senin, 14 Oktober 2019, kembali terpapar kabut asap kiriman dari provinsi tetangga.

Malaysia Kirim Surat Soal Kabut Asap, Jokowi: Saya Sudah Perintahkan Panglima, Kapolri, dan Pemda

Menurut Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG/GAW) Bukit Kototabang, Wan Dayantolis, analisis citra satelit Himawari BMKG hari ini, pukul 11.00 WIB, menunjukkan adanya sebaran asap yang mulai masuk ke wilayah tenggara Sumbar.

"Sebaran asap sendiri terpantau meluas dari wilayah Riau, Jambi dan Sumsel. Hal ini sejalan dengan masih adanya hotspot yang terpantau pada daerah tersebut," kata Wan Dayantolis.

Kabut Asap Semakin Mengkhawatirkan, Pemerintah Malaysia Kirim Surat ke Indonesia

Lebih lanjut, Wan Dayantolis mengatakan, berdasarkan pengukuran PM10 di GAW Kototabang dalam tiga hari terakhir menunjukkan angka pada level menengah yang umumnya terjadi mulai siang hingga sore hari. Level ini masih berada di bawah baku mutu PM10 yaitu 150 ug/m3.

"Adapun parameter Aerosol Optical Depth (AOD) masih berada pada nilai <1, yang berarti kondisi udara secara umum belum terkontaminasi partikulat padat seperti debu dan partikel asap kebakaran," ujar Wan Dayantolis.

Kabut Asap Makin Parah, Penderita ISPA di Palembang Nyaris Tembus 15 Ribu Kasus

BMKG Unit Observasi Global Atmosopheric Watch (GAW) Stasiun Pemantau Atmosfir Global Kototabang, kata Wan, berdasarkan prediksi model, terdapat adanya potensi penurunan kualitas udara ke level sedang. Dampak yang umum terasa adalah penurunan jarak pandang.

"Keberadaan PM10 dengan konsentrasi pada level sedang biasanya memberi dampak kurang baik pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia, serta kelompok yang memang memiliki riwayat gangguan saluran pernapasan. Pada kelompok tersebut kiranya dapat mengurangi aktivitas di luar ruangan," kata Wan Dayantolis.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni

Sahroni Minta Polri All Out usut Kasus Karhutla: Tak Mungkin Murni Faktor Cuaca

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni meminta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menelusuri diduga pelaku pembakaran hutan dan lahan (karhutla).

img_title
VIVA.co.id
11 Oktober 2023