Mahfud MD dan Menkes Bahas Pembangunan RS Khusus Penyakit Berbahaya

Menkopolhukam, Mahfud MD di Kantornya
Sumber :
  • Eka Permadi/VIVAnews

VIVA – Menkopolhukam Mahfud MD melakukan rapat terbatas dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Pertemuan ini membahas rencana pemerintah membangun rumah sakit khusus di pulau yang tertutup untuk mengobservasi dan mengkarantina masyarakat yang terpapar virus dan penyakit berbahaya.

Pendingin Udara Ini Bisa Mendeteksi Pergerakan Manusia

"Ini merupakan rapat pendahuluan, terkait apa yang diarahkan oleh presiden pada 4 Februari lalu," kata Mahfud di kantornya, Jakarta, Jumat 7 Februari 2020.

Rencana pembangunan instalasi kesehatan khusus ini diakui Mahfud, dipicu oleh penyebaran virus Corona. Pemerintah pun diketahui telah mengevakuasi 238 WNI dari Wuhan China yang merupakan wilayah endemik virus corona ke Natuna untuk diobservasi.

Sedang Ramai, Ini 5 Cara Mencegah Penyebaran Nyamuk DBD yang Mengancam Jiwa

"Dalam rapat kabinet, Presiden memberi arahan untuk dipikirkan kemungkinan membuat satu tempat tertentu yang sifatnya eksklusif, untuk rumah sakit menanggulangi kalau ada penyakit menular seperti virus corona, SARS. Sebagai isolasi isolasi tertentu, agar memenuhi standar internasional yang aman dan nyaman," paparnya.

Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini Pembangunan instalasi kesehatan khusus untuk meredam penyebaran virus menular sebagai proyek jangka panjang. Sehingga Indonesia siap bila peristiwa seperti penyebaran virus Corona kembali terulang.

Pulau Ini Menjadi Tempat Berlibur Favorit Pangeran William dan Kate Middleton Bersama Anak-anaknya

"Rumah sakit khusus yang jangka panjang kalau ada peristiwa yang seperti corona ini. Itu antisipasi aja. Karena kita seperti kaget membawa banyak orang ke suatu tempat," jelasnya.

Mengenai kriteria pulau mana yang akan dijadikan sebagai tempat observasi dan karantina masyarakat yang terkena virus menular, menurut Mahfud tempat tersebut diantaranya harus mempunyai fasilitas infrastruktur yang memadai.

"Ada kriteria harus dekat pangkalan militer agar mudah evakuasi, dekat bandara udara. Itu aja," ujarnya.

Selain itu, Mahfud juga belom bisa memastikan pulau kosong atau pulau berpenduduk yang akan dijadikan lokasi observasi penyakit menular.

"Tadi diskusi pendahuluan, apakah nanti akan di tempat khusus atau di pulau khusus, atau di mana itu didiskusikan. Belum ada kesimpulan apa apa, tadi baru tukar pikiran," katanya.

Dia melanjutkan, sebenarnya Indonesia sudah punya rumah sakit isolasi. Setidaknya baru ada tiga rumah sakit dengan sistem tertutup itu, salah satunya di RSPAD. “Di Semarang satu, di Jakarta dua. Itu sudah ada dan itu tidak masalah,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya