Sri Mulyani: Tingkat Pengangguran Akibat Corona Terbesar dalam Sejarah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVAnews.com

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa tingkat pengangguran dunia, termasuk Indonesia saat ini semakin memburuk akibat wabah virus corona (Covid-19). Bahkan, dia mengatakan, tingkat pengangguran saat ini terbesar sepanjang sejarah dunia.

Jokowi Instruksikan Puluhan Ribu Kontainer yang Nyangkut di Pelabuhan Segera Dikeluarkan

Menurut Sri, akibat wabah pandemi tersebut, lonjakan tingkat pengangguran di dunia rata-rata telah mencapai dua digit. Karenanya, dia mengaku bahwa tingkat pengangguran saat ini merupakan yang terbesar dalam sejarah atau seperti depresi ekonomi (The Great Depression 1929).

"Ini tingkat pengangguran terbesar kalau dibandingkan sejarah dunia seperti comparable dengan terjadi depresi ekonomi," kata dia saat telekonferensi, Jumat, 17 April 2020.

Menag Yaqut Sambangi Sri Mulyani Buat Kejar Potensi Devisa Jamaah Haji dan Umrah

Berdasarkan catatannya, tingkat pengangguran di Amerika Serikat saja sudah mencapai kisaran atas 10 persen atau berpotensi melonjak hingga kisaran 15-20 persen. Padahal pada tahun sebelumnya hanya mencapai 3,7 persen.  

Sementara itu, tingkat pengangguran terbesar tercatat di Italia yang sebanyak 12,7 persen dari tahun sebelumnya 10 persen. Diikuti oleh Prancis yang juga mencapai 10,4 persen dari tahun sebelumnya hanya 8,5 persen.

Sri Mulyani Menghadap Jokowi Bahas Kasus Viral Bea Cukai

"Oleh karena itu kita lihat ini implikasinya luas dan dalam. Ini masalah sosial ekonomi yang dalam dan menjadi perhatian kita dalam respons kebijakan-kebijakannya," tutur dia.

Adapun di Indonesia sendiri, Sri mengatakan, gelombang pengangguran sudah mulai terjadi terhadap 1,5 juta orang. 90 persen dari mereka telah terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan 10 persennya dirumahkan hingga 11 April 2020.

"Jumlah pekerja yang dirumahkan dalam hal ini pada April adalah 1,24 juta dari sektor formal. Sektor informal, pencatatannya ini harus dilihat lagi, sebanyak 265 ribu pekerja," ungkap Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya