Hindari Resesi, Pemerintah Harus Cepat dan Tepat Lakukan Intervensi

VIVA – Ekonom Senior, Raden Pardede menegaskan, di masa-masa sulit menghadapi pandemi Covid-19 saat ini, diperlukan intervensi yang cepat dan tepat dari pemerintah. Sehingga resesi ekonomi tidak terjadi secara berkepanjangan.

Khawatir Timbul Badai PHK, Ribuan Buruh Rokok Tolak Kenaikan Cukai SKT 2025

Karena, jika resesi ekonomi sampai terjadi berkepanjangan, maka yang dikhawatirkan terjadi adalah gelombang PHK, kelaparan, dan bukan tidak mungkin akan terjadi kerusuhan.

"Kalau tidak ada intervensi yang tepat, di mana tetap banyak orang bekerja, mal tetap buka, restoran dan hotel hotel tetap buka, bisa saja resesi ekonomi tidak terlalu parah tapi mungkin tingkat kematian juga akan tinggi," kata Raden dalam telekonferensi, Rabu 22 April 2020.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Raden memastikan, situasi ini tentunya akan menjadi momen yang sangat sulit bagi para pembuat kebijakan. Karena, tentunya tingkat kematian yang tinggi semacam itu memang tidak bisa ditoleransi dengan pilihan resesi ekonomi yang ringan.

Maka, yang harus dilakukan adalah melakukan intervensi di bidang kesehatan, sebagaimana yang dilakukan oleh Cina, dan seperti yang coba dipraktikkan di berbagai negara seperti Singapura, Taiwan, dan lain-lain.

Tersandung Kasus Korupsi, Lima Smelter Timah di Babel PHK Ribuan Karyawan

Di mana, mereka mampu menekan tingkat kematian dengan 'flatten the curve', dengan melakukan intervensi kesehatan melalui penerapan total lockdown.

"Tapi kalau kita sampai melakukan total lockdown, maka akan banyak orang yang tidak bekerja sehingga terjadi PHK, dan kurva resesi akan semakin dalam. Hal itu akan membuat tingkat kematian rendah, tapi akan berdampak pada dunia usaha dan sektor keuangan," ujarnya.

Namun, lanjut Raden, apabila strategi ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama, maka tentunya hal itu juga akan menimbulkan kemiskinan dan kelaparan.

"Bagi negara-negara berkembang hal ini akan menjadi masalah yang sangat besar sekali, di mana jika kita coba mengendalikan sektor kesehatan, maka resesi ekonominya akan dalam," kata Raden.

"Namun jika ingin melakukan intervensi supaya resesi ekonominya tidak terlalu dalam, maka tentunya para negara berkembang itu juga mempunyai keterbatasan," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya