Kasus COVID-19 Secapa TNI, DPR Minta Sekolah Berasrama Diperiksa Rutin

Petugas medis melakukan pemeriksaan cepat (rapid test) COVID-19 di Batam. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M N Kanwa

VIVA – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena, merespons terkait adanya klaster baru COVID-19 di Secapa TNI AD. Menurut Melki, terkait adanya klaster baru ini, perlu diberlakukan protokol kesehatan yang ketat di sekolah atau pelatihan berasrama.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Sebab, potensi penularan satu komunitas sekaligus sangat mungkin terjadi jika salah satu anggota komunitas terkena COVID-19.

Sekolah dengan sistem asrama tersebut, memungkinkan peserta didik berinteraksi dengan lebih rutin setiap hari. Maka dari itu, protokol kesehatan harus diterapkan dengan ketat untuk menghindari penularan COVID-19.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Lingkungan yang tertutup dan interaksi yang rutin setiap hari dari semua anggota peserta didik dan pendidik selama 24 jam sehari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan perlu diantisipasi dengan ekstra ketat. Protokol kesehatan harus dibuat lebih detail, jelas dan konkret dan harus diberlakukan jauh lebih disiplin," kata Melki kepada wartawan, Jumat 10 Juli 2020.

Baca juga: Kasus Positif COVID-19 Pecah Rekor, Terbanyak dari Secapa TNI AD

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Melki juga menambahkan, dalam sistem pendidikan asrama tersebut juga diperlukan adanya pemeriksaan secara acak dan berkala. Sebab, dari pemeriksaan tersebut akan dapat diketahui apakah lingkungan komunitas tersebut masih aman atau tidak.

"Jaga jarak, cuci tangan gunakan sabun, pakai masker harus jadi kebiasaan dalam hidup sehari hari. Pengecekan secara acak dan berkala melalui rapid test atau PCR/TCM tentunya rutin dilakukan secara periodik seminggu atau dua minggu sekali untuk memastikan apakah komunitas asrama masih aman atau ada yang terjangkit," ujar Melki.

Sebagaimana kasus Secapa TNI AD, kata Melki, kalau ada yang terkena COVID-19, diperkirakan semuanya terdampak. Jika sudah begini, dia melanjutkan, tergantung imunitas dan kondisi tubuh masing-masing orang, karena dampak COVID-19 bervariasi pada orang per orang.

"Ada yang terkena tapi tanpa gejala, ada yang gejala ringan, sedang dan bahkan berat," ujarnya.

Melki mengusulkan pemda setempat ikut turun tangan mengatasi pencegahan COVID-19 di semua sekolah yang berasrama atau komunitas berasrama. Kasus penularan COVID-19 di Secapa TNI AD ini bisa dijadikan pelajaran agar dapat dihindari di waktu mendatang. 

"Pemberlakuan protokol kesehatan juga harus dilakukan dan diawasi lebih ketat oleh pendidik atau pengelola disupervisi aparat pemda dan gugus tugas," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya