Jokowi Ingatkan Menteri: Jangan Sampai Aura Krisis Sudah Hilang

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat acara penyaluran dana bergulir untuk koperasi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7/2020).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan pentingnya kebijakan untuk menangani masalah ekonomi dan kesehatan di masa pandemi virus corona (COVID-19). Jokowi menjelaskan kembali tujuan dibentuknya Komite Penanganan Covid terpadu.

Ajak 38 DPW PAN ke Istana, Zulhas Tak Bahas Kabinet dengan Jokowi

"Komite ini dibentuk untuk mengintegrasikan kebijakan kesehatan dan kebijakan ekonomi agar seimbang antara gas dan remnya. Dan, penanganan kesehatan menjadi prioritas. Tidak boleh mengendur sedikitpun," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, 27 Juli 2020.

Jokowi mendorong agar jajaran pembantunya kerja lebih keras. Ia mengingatkan jangan ada anggapan lagi saat situasi krisis seperti sekarang dianggap remeh. Dia meminta sense of crisis dari para pembantunya di tengah situasi yang tak menentu saat ini.

Soal Peluang Ajak Jokowi Gabung ke PAN, Zulhas Berkelakar: Pak Jokowi Owner 

"Aura krisis kesehatannya harus terus digaungkan sampai nanti vaksin tersedia dan bisa digunakan secara efektif," tuturnya. "Jangan sampai aura krisis sudah hilang, semangat menangani krisis hilang," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca Juga: Cak Imin: Menteri Pendidikan Baru Mulai Kerja, Jangan Diganti

Loyalis Jokowi Respons Elite PDIP soal Abuse Of Power: Berlebihan

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyoroti 8 provinsi yang menyumbang jumlah korban penularan COVID-19 di Tanah Air atau sebanyak 74 persen kasus positif. 8 wilayah itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Papua.

Presiden juga mengungkapkan ada target penurunan di daerah yang masih memiliki angka penularan COVID-19 tinggi.

"Targetnya saya kira sudah jelas. Turunkan angka kematian serendah-rendahnya, tingkatkan angka kesembuhan setinggi-tingginya dan juga kendalikan laju pertumbuhan kasus-kasus positif baru secepat-cepatnya. 3 T, testing tracing dan treatment betul-betul harus dilakukan secara masif dan lebih agresif dan di lapangan," katanya. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya