Lab COVID-19 di Sumbar Kembali Pecahkan Rekor Nasional Uji Sampel

Ilustrasi virus corona/COVID-19/laboratorium.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Barat mengumumkan tim laboratorium yang bekerja khusus menguji sampel-sampel spesimen COVID-19 di provinsi itu kembali memecahkan rekor nasional menguji sampel terbanyak dalam sehari.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ada dua laboratorium yang dilibatkan, yakni Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas serta Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso. Masing-masing memeriksa 3.451 dan 177 sampel sehingga total 3.628 sampel.

“Hari ini, tim laboratorium Sumbar di bawah penanggung jawab Dr. dr. Andani Eka Putra memecahkan rekor atas nama sendiri (lab) terhadap pemeriksaan sampel spesimen PCR di nasional: berhasil memeriksa sampel sebanyak 3.628 spesimen dalam satu hari,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Barat, Jasman Rizal, Jumat, 28 Agustus 2020.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Baca: Angka Kasus COVID-19 di Sumbar Melonjak Tajam, Catat Rekor Baru

Menurut Jasman, dari total 3.628 sampel terperiksa itu, ditemukan 27 sampel terkonfirmasi positif COVID-19. Rinciannya, Kota Padang 20 orang, Kabupaten Agam tiga orang, Kabupaten Padang Pariaman satu orang, Kabupaten Limapuluh Kota dua orang, dan Kota Bukittinggi satu orang.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Positivity rate di Sumatera Barat pada 28 Agustus sebesar 0,74 persen. Masih tingginya tingkat penularan, Jasman mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan virus Corona.

Kepala Pusat Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dr. dr. Andani Eka Putra menjelaskan, jumlah sampel yang diperiksa itu sebenarnya belum ada nilainya karena butuh evaluasi satu-dua pekan.

Provinsi tetangga, Riau, kata Andani, mempunyai positivity rate 9-10 persen, sedangkan Sumatera Utara 15-20 persen. "Kami sekali lagi mengusulkan beberapa, antara lain pembatasan perjalanan antarprovinsi atau pemeriksaan PCR terhadap pendatang antarprovinsi. Lalu work from home (WHF) untuk pekerja kantoran minimal 14 hari, pengetatan pemeriksaan PCR di bandara," tuturnya.

Selain itu, dia mengusulkan pembatasan keramaian minimal untuk 14 hari ke depan. Lalu, mendorong percepatan ‘nagari tageh’ (desa tangguh) untuk meningkatkan edukasi dan pemahaman masyarakat. Surveillance berkala pada area wisata, hotel, tenaga kesehatan, tenaga pendidik, pasar, dan angkutan umum.

“Dengan cara ini, upaya kita dalam pengendalian akan berjalan baik. Jika ini tidak dilakukan secara optimal, maka tim yang sudah bekerja di rumah sakit untuk pengobatan, puskesmas dan Dinkes untuk tracing, dan lab untuk testing, maka akan sia-sia,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya