VIDEO: KTP Warga Mojokerto dan Uang Rupiah Ditemukan di Markas ISIS

Ilustrasi/Militan ISIS
Sumber :

VIVA – Seorang warga Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, diduga menjadi anggota kelompok ekstremis ISIS yang berbasis di Yaman. Identitas warga negara Indonesia (WNI) atas nama Syamsul Hadi Anwar, ditemukan dalam penggerebekan yang dilakukan kelompok militan Houthi di markas jaringan ISIS, di Al-Bayda, Yaman.

Video penggerebekan markas ISIS Yaman itu dibagikan melalui video amatir yang direkam oleh anggota milisi Houthi. Video tersebut mulanya diunggah oleh akun media sosial Twitter @natsecjeff, yang biasa mengunggah foto atau video terkait peristiwa konflik di kawasan Timur Tengah.

Pastor Disalib ISIS di Hari Paskah

Sri Mulyani Buka Suara soal Harga Sepatu Rp 10 Juta Kena Pajak Rp 31 Juta

Dalam video tersebut, ditemukan kartu identitas KTP versi lama dengan nama Syamsul Hadi Anwar. Dalam kartu identitas sebagai WNI itu tertulis alamat di Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Tidak terlihat jelas data tanggal lahir pada KTP tersebut, namun kartu identitas itu sudah habis masa berlakunya sejak tahun 2013 silam.
Realme Menyapa Pengguna Lewat WhatsApp

Baca juga: Damai dengan Israel, Warga Uni Emirat Arab Diharamkan Salat di Al-Aqsa

Selain menemukan KTP, pada dompet yang diduga milik WNI tersebut juga didapatkan beberapa lembar uang pecahan Rp10.000, Rp5.000 dan Rp2.000. Dompet berisi KTP Indonesia dan uang rupiah itu ditemukan dalam sebuah ruangan yang juga ditemukan beberapa alat elektronik seperti laptop.

Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Indonesia terkait viralnya video penemuan KTP WNI tersebut.

Dilansir dari Middle East Monitor, gerakan Houthi pada pertengahan Agustus ini memang mengumumkan bahwa pasukan mereka telah membunuh pemimpin ISIS di Yaman. Houthi mengklaim telah melakukan operasi penyergapan di distrik Qifah di Provinsi Al-Baydah, yang mengakibatkan kematian emir ISIS, Abu Al-Walid Al-Adani.

Kelompok radikal ISIS.

Kehilangan Wilayah, Pendapatan ISIS Turun 30 Persen

Kelompok radikal ini mencari alternatif melalui pajak dan narkoba.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2016