PDIP Kandas di Sumbar, Hasto: Mulyadi Goyah dalam Dialektika Ideologi

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Sumber :
  • Youtube PDIP

VIVA – PDI Perjuangan akhirnya mengundurkan diri dan tidak mengusung satu calon pun di pilkada serentak Provinsi Sumatera Barat pada 2020. Hal itu karena pasangan yang diberikan rekomendasi yakni Mulyadi-Ali Mukhni mengembalikan surat dukungan dan juga pendaftaran pasangan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang telah resmi ditutup pada Minggu, 6 September 2020.

Prabowo Bilang Ada yang Ngaku Seolah Bung Karno Milik Satu Partai, Sekjen PDIP Merespons

Sekjen DPP PDIPHasto Kristiyanto, mengatakan, hal ini sudah dapat diprediksi, sebab pasangan Mulyadi-Ali Mukhni dinilai tidak cukup kokoh sebagai pemimpin.

Hasto menyindir, keduanya tidak dapat memahami pernyataan yang disampaikan Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang memiliki makna suatu harapan agar Sumatera Barat jauh lebih baik sebagaimana sejarah telah mencatat dalam tinta emas, kepeloporan para pahlawan Sumbar.

Tanggapi Ide Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Hasto Bilang PDIP Punya Tradisi 'Klub Kerakyatan'

"PDI Perjuangan mengucapkan terima kasih kepada Mulyadi yang telah mengembalikan rekom ke partai. Sejak awal saya sudah menduga bahwa Mulyadi tidak kokoh dalam sikap sebagai pemimpin, sehingga mudah goyah dalam dialektika ideologi," kata Hasto dalam siaran persnya yang dikutip Senin 7 September 2020.

Baca juga: Kembalikan Dukungan PDIP, Mulyadi-Ali Tak Mau Lawan Arus

PDIP Masih Cermati Peluang Duet Anies dan Ahok dalam Pilkada 2024

Menurutnya, sikap Mulyadi yang mengembalikan rekomendasi itu sangat dapat dipahami. Karena, sindir Hasto, politik kekuasaan dan bagi yang tidak kokoh dalam prinsip, hanya menjadi ajang popularitas. 

"Bagi PDI Perjuangan, menjadi pemimpin itu harus kokoh dan sekuat batu karang ketika menghadapi terjangan ombak, terlebih ketika sudah menyangkut Pancasila," ujar Hasto.

Hasto mengatakan, Komitmen PDIP terhadap Pancasila dan kemajuan Sumbar tidak pernah surut. Meski dalam 10 tahun terakhir Joko Widodo dan PDIP kalah pada Pemilu 2014 serta 2019 di Sumatera Barat, PDIP tetap mendorong kemajuan Sumbar tanpa kecuali. 

"Yang penting, sikap partai terhadap Sumbar tidak berubah karena provinsi tersebut memiliki sumbangsih terhadap kepeloporan kemerdekaan Indonesia yang luar biasa. Jadi wajib hukumnya bagi Pak Jokowi dan kader PDIP dukung kemajuan Sumbar, baik ada dukungan maupun tidak," tuturnya.

Hasto juga meminta masyarakat tidak memperpanjang apa yang telah diucapkan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Menurutnya, apa yang disampaikan Puan memiliki tujuan yang baik.

"Apa yang disampaikan Mbak Puan merupakan bagian dari dialektika ideologis dan disampaikan dengan baik, dengan lafal Bismillah. Jadi mari kita lihat secara objektif dan proporsional, dan dijauhkan dari dinamika pilgub," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya