Nasipan Hilang saat Ikut Demo Omnibus Law di Depan Balai Kota

Orang hilang saat demo Omnibus Law
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Aksi unjuk rasa terkait penolakan atas disahkannya Undang Undang Omnibus Law Cipta Kerja berakhir ricuh di sejumlah daerah khususnya Jakarta pada Kamis, 8 Oktober 2020. Akibatnya, beberapa orang hingga saat ini belum ditemukan keberadaannya termasuk Nasipan (53).

Demo May Day, Said Iqbal Sebut Mensesneg Pratikno Bakal Terima Perwakilan Buruh

Nasipan merupakan salah satu petani yang ikut turun ke jalan untuk menuntut UU Cipta Kerja dibatalkan di Gedung Balai Kota Jakarta. Ciri-ciri terakhir memakai baju warna hitam, celana hitam dan topi bertuliskan NKRI.

Baca jugaPrajurit TNI Bantu Siram Muka Brimob yang Kena Gas Air Mata

Ekonom Sebut Omnibus Law Jadi PR Prabowo-Gibran

Keterangan ada tahi lalat di hidung dan alis, asal Desa Lajer, Kabupaten Indramayu, berat badan 55 kilogram serta tinggi 150 sentimeter. Bagi yang menemukan Nasipan, bisa menghubungi ke nomor HP Syamsuddin (081320537362), atau Imran (085295100103).

Salah satu rombongan Konsorsium Pembaruan Agraria, Syamsudin, membenarkan temannya bernama Nasipan hilang sampai sekarang. Menurut dia, Nasipan ikut demo bersama rombongan sekitar 300 orang massa terkait UU Cipta Kerja.

Ribuan Rumah Terendam, 4 Jembatan Putus dan 1 Orang Hilang Akibat Banjir di Sumsel

“Posisi kami terakhir di Gedung Balai Kota DKI bareng sama temen-temen buruh. Barisan paling depan chaos teman-teman mahasiswa, polisi berusaha pukul mundur massa. Akhirnya, kami terdorong mahasiswa,” kata Syamsudin saat dikonfirmasi VIVA pada Jumat, 9 Oktober 2020.

Begitu polisi menembakkan gas air mata, Syamsudin mengatakan, massa pada berhamburan lari menyelamatkan diri masing-masing. Padahal, para petani ini sudah membuat barikade untuk menyelamatkan rombongannya tapi tak kuat menahan dorongan demonstran lain.

“Akhirnya barikade kami jebol, langsung kami arahkan ke Tugu Tani. Kami data ada 60 persen, terus cari evakuasi di Masjid Habib Ali Kwitang. Terus, kami sisir lagi yang tertinggal dan ada yang selamat di LBH Jakarta. Pukul 20.00, kami total semua hanya Pak Nasipan yang belum ketemu,” ujarnya.

Selanjutnya, Syamsudin mengatakan, tim melakukan komunikasi dengan kepolisian untuk mencari tahu keberadaan Nasipan yang belum ada kabar sampai sekarang. Tapi, di Polsek Sawah Besar dan Polsek Gambir tidak ada batang hidung Nasipan.

“Di Polda juga ada ribuan, keterangan polisi katanya yang ada di situ memang muda-muda, mahasiswa dan pelajar, usia sekitar 18-40 tahun. Kami belum bisa pastikan apakah di polda ada atau tidak,” tutur dia.

Ia menduga, Nasipan hilang pas situasi chaos dan nyasar ikut rombongan lain, tidak bersama rombongan petani. Apalagi, usia Nasipan sekitar 53 tahun dan buta huruf serta tidak bawa alat komunikasi, sehingga kesulitan untuk mencarinya.

“Kita bentuk tim menyisir ke beberapa wilayah daerah Gambir, Kwitang, Senen, Menteng, Cikini, Salemba, Kramat,” ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya