- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Gubernur DKI, Anies Baswedan dianggap telah gagal menjalankan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara adil kepada masyarakat, terutama kegiatan yang digelar Front Pembela Islam (FPI) yang menimbulkan kerumunan massa.
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas mengatakan, berdasarkan hasil survei 49 persen warga ternyata mengetahui kegiatan Maulid Nabi Muhammad sekaligus pernikahan anak Habib Rizieq Shihab.
“Di antara yang tahu acara tersebut, sekitar 57 persen setuju dengan pendapat bahwa Gubernur DKI telah gagal menjalankan aturan PSBB secara adil kepada semua warga Jakarta tanpa memandang etnis, agama, atau golongannya,” kata Abbas pada Kamis, 26 November 2020.
Menurut dia, mayoritas warga yang tahu acara Habib Rizieq menilai pemerintah layak bertindak tegas terhadap acara pernikahan putri Habib Rizieq dan Maulid Nabi. Karena, dihadiri ribuan jemaah tanpa menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Dari total 49 persen warga yang tahu acara tersebut, mayoritas 77 persen setuju jika aparat keamanan membubarkan acara itu dengan alasan COVID-19. Yang tidak setuju 17 persen, dan yang tidak menjawab 6 persen,” ujarnya.
Survei nasional dilakukan pada 18 sampai 21 November 2020. Latar belakangnya, karena masyarakat beberapa hari ini disuguhkan kontroversi atas kepulangan Habib Rizieq Shihab dari Arab Saudi dan aktivitas FPI.
Sedangkan, survei nasional dilakukan dengan sampel random dari populasi pemilih warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah terhadap 1.201 responden.
Seluruh responden diwawancarai tatap muka dan survei telepon, dengan margin of error survei diperkirakan +/-2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebelumnya, melihat dari popularitas tokoh bahwa Habib Rizieq berada paling bawah jika dibandingkan dan dibuat ranking dengan sejumlah tokoh nasional. Sementara, tiga nama tokoh yang disukai berada pada posisi atas yaitu Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo dan Khofifah Indar Parawansa.
"Ranking ini dibuat berdasarkan elektabilitas atau tingkat kesukaan tokoh tersebut," ujarnya.
Fakta, Produk Tembakau yang Dipanaskan Minim Digunakan Remaja di Negara-Negara Maju
Produk tembakau yang dipanaskan rupanya minim digunakan para remaja di sejumlah negara maju seperti Jepang, Jerman, Denmark, Belanda, Inggris, Amerika Serikat dan Kanada.
