6 Laskar FPI Ditembak, Aa Gym: Informasi Simpang Siur Membingungkan

Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Bandung KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

VIVA – Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar ataubiasa disapa  Aa Gym, meminta kepada semua pihak untuk menahan diri terkait ditembaknya enam Laskar Front Pembela Islam (FPI) oleh polisi saat mengawal rombongan Habib Rizieq di Kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin, 7 Desember 2020.

Polisi Ditemukan Tewas di Mampang Jaksel dengan Luka Tembak di Kepala

"Musibah enam meninggal anak bangsa disertai dengan kesimpangsiuran informasi, penjelasan yang berbeda baik dari kepolisian maupun FPI. Ini sangat membingungkan masyarakat dan mencemaskan," kata Aa Gym dikutip dari instagramnya pada Kamis, 10 Desember 2020.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada siapa pun untuk sungguh-sungguh menahan diri dari tindakan kekerasan. Karena menurut dia, kepada siapa pun menggunakan cara kekerasanpasti akan menimbulkan masalah baru.

Arti dan Peran Amicus Curiae yang Diajukan Megawati dan Habib Rizieq ke MK

"Hindari menyebarkan informasi penjelasan yang salah, karena itu kedustaan yang akan sangat menyesatkan masyarakat," ujarnya.

Selanjutnya, Aa Gym berharap ada lembaga independen yang dipercaya oleh seluruh masyarakat untuk bisa mengungkap semua ini dengan sejelas-jelasnya dan setransparan mungkin. Sehingga, kebenaran itu nyata dan keadilan itu terbukti.

Hakim MK Buka Suara soal Megawati Ajukan Amicur Curiae Terkait Sengketa Pilpres 2024

"Karena inilah yang sangat dirindukan oleh masyarakat agar masyarakat bisa bertindak dengan tepat. Kemudian, mari perbanyak doa," imbau Aa Gym.

Sebelumnya diberitakan, Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Fadil Imran, menyebut anggota korps Bhayangkara diserang sejumlah orang, Senin dini hari, 7 Desember 2020. Penyerangan ini diduga ada kaitannya dengan rencana pemanggilan kedua Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab yang dijadwalkan Senin.

Insiden itu terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50. Saat kejadian, ada satu unit yang bergerak. Dalam satu unit itu terdiri dari enam orang. Sementara itu, penyerangan dilakukan oleh mereka yang berjumlah sepuluh orang.

Dalam penyerangan ini, ungkap Kapolda, pelaku menyerang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam. Karena keselamatan anggota terancam, lanjut Fadil, akhirnya polisi melakukan tindakan. Polisi menembak penyerang hingga enam dari mereka meninggal dunia.

Ada enam orang Laskar FPI yang meninggal dunia yaitu Andi Oktaviawan (33 tahun), warga Cengkareng, Jakarta Barat. Kemudian, Lutfi Hakim (24 tahun), warga Cengkareng, Jakarta Barat. Selanjutnya, Faiz Ahmad Syukur (22 tahun), M Reza (20 tahun), Muhammad Suci Khadafi Poetra (21 tahun) dan Akhmad Sofian (26 tahun). (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya