Logo ABC

RI dalam Kerja Sama Vaksin: Peluang Emas atau Alat Pemasaran China?

Presiden Joko Widodo bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Jakarta pada 13 Januari lalu.
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Jakarta pada 13 Januari lalu.
Sumber :
  • abc

"Dari sisi Indonesia yang menjadi masalah adalah apakah Indonesia mampu mengkapitalisasi atau menggunakan hubungan yang sangat dekat, termasuk soal vaksin, untuk mencapai kepentingan strategis Indonesia yang lebih besar," katanya.

"Misalnya untuk menghentikan kegiatan China di Laut Natuna Utara, baik itu dari segi coast guard atau surveillance, terkait soal illegal fishing."

Risiko dan peluang Indonesia dekat dengan China

Jokowi dan Wang Yi
Dalam pernyataannya Kementerian Luar Negeri China mengatakan siap untuk terus membantu Indonesia dalam memproduksi vaksin. (Foto: Situs Kementerian Luar Negeri China)

Meskipun Indonesia diharapkan punya potensi untuk mengkapitalisasi hubungannya dengan China yang "mesra", Evan mengingatkan hubungan yang baik ini memiliki risiko implikasi negatif di ranah Indopasifik.

"Apakah hubungan Indonesia yang terlalu dipuji-puji oleh China itu justru malah menghambat agenda Indonesia dengan negara lain yang berseberangan dengan China, seperti Jepang, India, maupun Amerika Serikat?"

Sementara itu akademisi dari Universitas Gadjah Mada, Randy Wirasta Nandyatama, menambahkan, relasi antara Indonesia dan China ini membuka peluang bagi Indonesia untuk secara perlahan mengajari China "mensosialisasikan normal untuk mengelola isu dalam tataran multilateral."

"Salah satu karakter tradisional China yang membuat negara-negara agak curiga sama China karena China dalam banyak kasus enggan mengelola itu pada level multilateral. China itu kan senang mengelola sesuatu dalam level bilateral."

"Karena kedekatannya dengan China, menurut saya, Indonesia penting juga untuk bisa memikirkan dan mengajak China, misalnya: "eh, perlu juga loh untuk mengelola vaksin ini di level WHO, yuk"."