Kasus Korupsi Bupati Nganjuk, Bareskrim Periksa 24 Saksi Selama 4 Hari

Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri tengah melakukan pemeriksaan terhadap puluhan saksi, terkait kasus dugaan korupsi jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur selama tiga hari ke depan dari Selasa, 25 Mei 2021.

Sosok Jenderal Bintang 4 di Tubuh Polri yang Masih Aktif, Kini Jadi Pemimpin Tertinggi

Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Polisi Agus Andrianto mengatakan, penyidik melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi di Nganjuk untuk mempercepat pemberkasan tersangka kasus korupsi Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat.

“Anggota sedang di Nganjuk untuk kepentingan melengkapi pemberkasan. Silakan ditanyakan ke Direktur Tipidkor ya,” kata Agus saat dihubungi wartawan, Selasa, 25 Mei 2021.

Aipda Fritz Ketiban Rezeki Nomplok, Langsung Diangkat Jadi Kapolsek oleh Kapolri

Sementara Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menjelaskan, penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim melakukan pemeriksaan terhadap saksi di Polres Nganjuk pada Selasa sampai Jumat.

“Ada 24 orang saksi yang diperiksa dari hari Selasa sampai Jumat terkait dengan pengisian jabatan di Pemkab Nganjuk,” ujarnya.

Eks Kabareskrim Susno Duadji Jadi Petani, Berbagi Momen saat Panen Biji Kopi di Kebun

Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar menjelaskan kronologi penangkapan Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat. Dia menyebutkan, penyelidikan kasus ini dilakukan sejak April 2021.

Operasi tangkap tangan (OTT) bermula pada Minggu, 9 Mei 2021, saat tim gabungan KPK dan Bareksrim Polri mendapatkan informasi akan adanya penyerahan uang oleh pihak-pihak terkait, dengan proses pengisian jabatan perangkat desa dan camat di jajaran Pemerintah Kabupaten Nganjuk.

"Tim gabungan kemudian menindaklanjuti dan selanjutnya mengamankan 4 orang camat di wilayah Kabupaten Nganjuk beserta barang bukti uang," kata Lili dalam konferensi pers di kantornya, Kuningan Persada, Senin, 10 Mei 2021.

Lili melanjutkan, setelah dilakukan permintaan keterangan diperoleh fakta dugaan penerimaan sejumlah uang dimaksud dikumpulkan atas arahan Bupati Nganjuk.

Menurut Lili, tim gabungan juga menemukan fakta adanya beberapa dugaan para camat telah menyerahkan sejumlah uang kepada Bupati Nganjuk melalui ajudannya.

Bareskrim Polri pun menetapkan Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat (NRH) sebagai tersangka, terkait pengisian jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur.

Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Mabes Polri Brigjen Djoko Poerwanto mengungkapkan, dalam kasus ini selain Novi, pihaknya telah menetapkan 6 orang lainnya sebagai tersangka.

Mereka yakni Camat Pace Dupriono (DR), Camat Tanjungnaom yang juga Plt. Camat Sukomoro Edie Srijato (ES), Camat Berbek Haryanto (HY), Camat Loceret Bambang Subagio (BS), mantan Camat Sukomoro Tri Basuki Widodo (TBW), dan ajudan Bupati Ngajuk M. Izza Muhtadin.

Sementara, penyidik Bareskrim membuat empat berkas perkara secara terpisah yakni berkas Bupati Nganjuk, berkas ajudan Bupati Nganjuk, dan berkas camat dibagi menjadi dua berkas perkara.

Untuk dua orang tersangka Novi Rahman dan Izza Muhtadin, dikenakan Pasal 5 Ayat (2) dan/atau Pasal 11 dan/atau Pasal 12B UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Adapun lima orang tersangka camat dijerat Pasal 5 Ayat (1) huruf a dan/atau huruf b dan Pasal 13 UU Nomor 32 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya