Perjuangan Warga Huku Kecil Gotong Ibu Hamil Sejauh 37 Km ke Puskesmas

Ibu hamil digotong puluhan kilo meter menuju puskesmas di Seram Barat.
Sumber :
  • tvOne/ Christ Belseran – Ogen Pesireron

VIVA – Kejadian mengharukan kembali terjadi di pedalaman Pulau Seram, Provinsi Maluku, tepatnya di Negeri (Desa) Huku Kecil, Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram bagian Barat, Provinsi Maluku.

Pernyataan Youtuber Korea Usai Diajak 'Om Albert' ke Hotel

Di kawasan barat Pulau Seram ini, seorang ibu hamil digotong oleh kerabat dan masyarakat sekitar ke puskesmas kecamatan. Adalah Yuli Litesera, nama ibu hamil tersebut.

Yuli digotong ke puskesmas kecamatan lantaran tak ada fasilitas kesehatan di Negeri tersebut. Tak hanya itu. Faslitas jalan raya di desa mereka menuju kecamatan juga tidak ada.

Viral Pegawai SPBU Demak Dituding Ngintip Wanita di Toilet, Ini Kata Pertamina

Video serta foto-foto yang menggambarkan perjuangan masyarakat menggotong Yuli menuju puskesmas viral di media sosial. Warga di Kabupaten Seram Bagian Barat, ramai-ramai meng-upload foto-foto tersebut di akun grup media sosial maupun akun pribadi masing-masing.

Dari video amatir yang beredar, tampak beberapa kali ibu hamil ini terpaksa diistirahatkan oleh kerabatnya karena mengerang kesakitan saat perjalanan. Video ini diabadikan oleh kerabat saat mengevakuasi Yuli dari kampungnya.

Nama Orang Maluku Ada di Jersey Pemain AC Milan Ini saat Bikin Gol Cantik ke Gawang Cagliari

Kepada media ini, Angki, kerabat Yuli, mengatakan kondisi jalan yang tidak baik membuat Ibu hamil itu beberapa kali lemas.

Angki menjelaskan, Yuli merupakan pasien hamil yang menunggu masa kelahiran. Yuli terpaksa dievakuasi warga karena sejak beberapa hari terakhir terus mengerang kesakitan di rumahnya.

“Karena tak ada fasilitas dan tenaga medis di kampung kami selama puluhan tahun ini maka kami selaku keluarganya terpaksa menandu Yuli untuk mendapatkan pelayanan medis di Puskesmas Elpaputih ibu kota kecamatan,” katanya.

Yuli, menurut Angki, hanya bisa berbaring di dalam kain sarung yang tergantung di antara kayu yang membentang. Kayu tersebut digotong oleh beberapa warga secara bergantian.

Ironisnya jalan yang ditempuh sangat memprihatinkan karena belum ada pembangunan selama puluhan tahun.

“Demi untuk menyelamatkan ibu dan bayi tersebut, maka kami terpaksa menyusuri jalan rusak dan terjal maupun sungai. Total jauhnya ada 37 kilometer,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat, 20 Agustus 2021 malam.

Angki juga mengatakan, beberapa kali mereka melewati sungai dengan air yang deras menggunakan alat penyeberangan rakit.

Yuli bersama kerabatnya, menurut Angki, baru bisa melewati jalan terjal setelah mendekati ruas jalan utama lintas Pulau Seram. "Setelah itu ada  mobil puskesmas sama mobil pak camat tunggu di batas jalan yang longsor,” ujarnya.

Dia melanjutkan, “Setelah dekat jalan utama maka kami dijemput oleh sejumlah mobil ambulans milik puskesmas kecamatan untuk dibawa mendapatkan pelayanan medis."

Meski bersusah payah dan penuh perjuangan, Yuli akhirnya bisa mendapatkan pelayanan medis di puskesmas setempat.

“Sudah melahirkan degan selamat dan ditangani oleh pihak medis kesehatan Puskesmas Elpaputi,” katanya dalam pesan singkat.

Atas peristiwa tersebut, warga pedalaman Pulau Seram ini menyesalkan tidak ada perhatian selama puluhan tahun dari pemerintah, terhadap nasib warga di pelosok pegunungan Seram Barat. “Kami ini terus terisolasi dari karena tidak adanya pembangunan,” kata Angki.

Laporan Christ Belseran – Ogen Pesireron (tvOne/ Kabupaten Seram Bagian Barat)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya