- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Maraknya kasus penculikan dan pencabulan murid-murid di Bali dengan modus hipnotis membuat para ibu prihatin. Tak hanya sekedar mengelus dada, para ibu ini turun ke jalan.
Gerakan Ibu Peduli akan mensosialisasikan cara-cara untuk mencegah aksi penculikan termasuk untuk menangkal adanya penggunaan hipnotis.
Beberapa tips menghindari hipnotis yang perlu diajarkan kepada anak yakni usahakan pulang sekolah beramai-ramai dengan teman atau orang tua, jangan terpancing ajakan orang tak dikenal. Orang tua pun harus siaga menjaga anaknya.
Aksi turun ke jalan hari ini, Gerakan Ibu Peduli akan mengumpulkan 1.000 tanda tangan untuk diserahkan kepada pihak terkait agar tergerak dalam mengungkap kasus perkosaan anak.
Pernyataan sikap mengutuk pencabulan anak dengan lantang dibacakan di halaman RRI Denpasar, JL Hayam Wuruk.
"Tanda-tangan akan dibawa ke sejumlah instansi yang bertanggungjawab menangani kasus ini seperti Kepolisian Daerah Bali dan Kapoltabes Denpasar" ujar Luh Anggreni, Wakil Komisi Perlindungan Anak Daerah Bali, Jumat 16 April 2010.
Tanda tangan juga akan akan ditembuskan ke DPRD Bali, Walikota Denpasar, DPRD Kota Denpasar, Dinas Pendidikan.
Menurut Luh, gerakan ini sangat penting untuk membuka mata masyarakat - bahwa masalah perkosaan anak adalah persoalan yang sangat serius.
Semua pihak harus terlibat untuk mencegah tindakan biadab ini -- menjaga keamanan anak dan menangani kondisi psikologis para korban. "Kita perlu mendorong semua pihak untuk terus memberi perhatian," tegasnya.
Laporan : Peni Widarti | Bali
Bocah 7 Tahun di Makassar Mesum di Kuburan, Mengaku Karena Sering Nonton Film Porno
Sebuah video viral, memperlihatkan dua bocah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan melakukan aksi mesum. Ketiga bocah itu melakukan hubungan mesum di kawasan pemakaman umum.
