Hashim: Tudingan Dapat Proyek Ibu Kota Negara Tidak Benar

Hashim Djojohadikusumo
Sumber :
  • Istimewa

VIVA - Pemilik Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo, menyesalkan adanya tudingan bahwa perusahaan adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendapatkan proyek dari pembangunan ibu kota negara (IKN) di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur. Menurut dia, tudingan tersebut sangat tidak mendasar.

Prabowo Akui Dekat NU Sejak Prajurit Muda: Kalau Orang Menghadapi Maut yang Dicari Kiai

Desain Garuda untuk Istana Negara di Ibu Kota Negara Baru.

Photo :
  • Tangkapan kamera @suharsomonoarfa.

Tudingan Seperti Fitnah

Kata Prabowo Keberlanjutan Tetap Butuh Perbaikan

"Bisa dikatakan tudingan-tudingan itu kan seperti fitnah. Tapi okelah, kita anggap ini pemberitaan yang tidak benar, fake news, tudingan itu dangkal dan bodoh menurut saya," kata Hashim saat jumpa pers virtual pada Selasa, 8 Februari 2022.

Harusnya, kata dia, seorang ilmuwan sebelum menyampaikan pernyataan ke publik kroscek dulu fakta yang sebenarnya. Sehingga, informasi yang disampaikan kepada masyarakat sesuai data bukan asal bicara omong kosong belaka.

Rais Aam PBNU Kenang Kenal Prabowo Sejak 1996, Doakan Sukses Jalankan Pemerintahan

"Seorang ilmuwan sebelum ngomong-ngomong harusnya cek fakta dulu, cek ke saya supaya bisa dijelaskan. Ini yang saya sesalkan. Tolong dicek dulu fakta, benar atau tidak, baru ngomong-ngomong. Scientis ya harus begitu cara kerjanya, jangan melontar-lontar saja. Saya menyesal sekali kok perilakunya begitu, cari sensasi dan sebagainya," kata dia.

Baca juga: Presiden Pindah ke IKN Nusantara Sebelum 16 Agustus 2024

Proyek Air Bersih Sudah Dicanangkan 7 Tahun Lalu

Menurut dia, proyek air bersih yang dijalankan perusahaannya sudah dicanangkan sejak tujuh tahun lalu dan studinya juga enam tahun lalu. Maka, proyek air bersih ini jauh sebelum adanya rencana pembangunan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur.

"Lahan itu bukan milik Pak Prabowo, lahan itu milik perusahaan yang dimiliki Hashim, adiknya. Belum tentu usaha saya adalah usaha kakak saya, kan beda. Dia begini, saya begini. Beliau batu bara, saya yang bukan batu bara," ujarnya.

Bantah Bagi-bagi Proyek Oligarki

Hashim mengaku terkejut sekaligus kecewa karena namanya disebut-sebut seolah-olah bagian dari oligarki, dan dapat rezeki dari pemerintah terkait pembangunan Ibu Kota Negara. Bahkan, tudingan yang tidak masuk akal seolah-olah suatu deal politik antara Prabowo dengan Presiden Joko Widodo agar masuk bagian dari pemerintahan tahun 2019.

"Tidak ada deal politik, tidak ada bagi-bagi proyek. Proyek air bersih sudah ada jauh sebelum ibu kota diumumkan. Ini kebohongan besar sekali dan fitnah," kata Hashim.

Ia menjelaskan tujuan proyek air bersih di Kota Balikpapan, Samarinda, dan Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur, itu sejak 2016. Dengan begitu, proyek air bersih tersebut jauh tiga tahun sebelum pengumuman Ibu Kota Negara oleh Presiden Jokowi di Kalimantan Timur.

"Itu proyek air bersih semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat Kalimantan Timur atas permintaan dari masyarakat Kalimantan Timur. Saya rasa bagi rekan-rekan yang sudah berkunjung ke Balikpapan, bisa dirasakan air kotor disana, begitu juga Samarinda," ujarnya.

Kabar Kejutan

Pada 2019, Hashim bulan Agustus sedang berlibur di Perancis. Lalu, anaknya memberi kabar kejutan bahwa ada tiga pilihan lokasi untuk Ibu Kota Negara yakni Palangkaraya, Kalimantan Tengah; Banjarmasin, Kalimantan Selatan; dan Balikpapan, Kalimantan Timur.

"Dengan berbagai pertimbangan, pemerintah memilih lokasi ibu kota negara dekat Balikpapan, yang notabane secara kebetulan saja letaknya persis di sebelah hutan, lahan saya dan beberapa proyek saya," katanya.

Sebagai seorang pengusaha, Hashim menganggap ini sebuah anugerah dari Tuhan. Akan tetapi, kata dia, ini belum rezeki karena proyek air bersih bukan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Namun, proyek air bersih semata-mata investasi proyek swasta.

"Proyek senilai tahap pertama senilai 330 juta dolar, mungkin lebih karena inflasi 5 tahun. Itu harus saya cari pasar modal dan pasar ekuitas. Ini investasi swasta semata-mata. Terakhir, kontrak belum ditandatangani sebagaimana bisa ini dianggap rezeki dari langit," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya