Alasan Para Tokoh Dukung Dokter Soeharto Untuk jadi Pahlawan Nasional

Ajudan Presiden Soekarno, Sidarto Danusubroto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Eduward Ambarita

VIVA – Sejumlah tokoh mendukung pengusulan nama dokter Soeharto, yang merupakan dokter pribadi Bung Karno dan Bung Hatta, sebagai pahlawan nasional.

Pengalaman Seram Dokter Forensik Stephanie Diganggu Arwah Bayi yang Dikubur Hidup-hidup Ibunya

Seperti anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto. Dia menegaskan, dokter Soeharto banyak membantu Soekarno dalam menjaga kesehatan sang Proklamator itu. 

Bahkan diakuinya, dokter Seoharto juga orang kepercayaan Bung Karno maka tak jarang ia diberi perintah untuk menjalankan tugas rahasia dari Bung Karno. 

Ruben Onsu Akui Ada Masalah Pada Penglihatan hingga Harus Dipantau Dokter

Sidarto menyampaikan dokter Soeharto juga ikut menggalang dana setelah Indonesia meraih kemerdekaan. Karena itu, dr Soeharto yang merupakan pendiri BNI layak menjadi pahlawan nasional

"Saya kebetulan adalah ajudan Presiden Soekarno pasca Super Semar. Apa yang saya dengar dari Bung Karno saat beliau ditahan di Wisma Yaso, saya dengar sendiri dari Bung Karno bahwa dokter Soeharto adalah salah satu kepercayaan saya selama sebelum kemerdekaan dan sudah kemerdekaan," kata Sidarto dalam Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional yang diadakan secara hybrid, Selasa 22 Februari 2022. 

Cerita Pengalaman Dokter Djaja Surya Atmadja Tangani Pasien Kebal Senjata

Dalam seminar itu, turut hadir Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Direktur Kemensos bidang Kepahlawanan, Keperintisan, kesetiakawanan dan Restorasi Sosial Murhardjani, Guru besar dan mantan Dekan FEUI Prf. Drs. Dorodjatun Kuntjorojakti, Guru besar Ilmu Sejarah UGM Prof. Dr. Djoko Suryo, Wakil Ketua MPR Arsul Sani, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Sidarto tak bisa membayangkan seandainya dokter Soeharto tidak ada di samping Bung Karno. Dia mengkisahkan, jelang kemerdekaan penyakit malaria cukup populer saat itu menyerang Soekarno. Mantan Ketua MPR RI itu juga mengatakan pernah menderita malaria dan merasakan sakit yang begitu kuat. Penyakit itu juga dialami oleh Bung Karno. 

"Bung Karno demam malaria. Seorang Bung Karno terkuras tenaganya sebelum Proklamasi harus dibantu oleh seorang dr Soeharto untuk bisa paginya membaca Teks Proklamasi yang kita kenang sampai sekarang" jelas dia. 

Di forum yang sama, mantan Dekan FEUI Prof Dorodjatun Kuntjorojakti menilai naskah akademik pengusulan dr Soeharto sebagai pahlawan nasional disusun dengan baik. Dari situ, Dorodjatun menemukan peran penting dokter Soeharto.

"Berkali-kali kalau saya lihat, Bung Karno dan Bung Hatta itu kembali lagi, kembali lagi kepada tokoh yang namanya dokter Soeharto. Oleh karena saya perhatikan, apa pun tugas yang diberikan kepada beliau, tidak pernah ngeluh, dilaksanakan. Dilaksanakan dengan baik. Bayangkan, ketika saya membaca apa yang harus beliau lakukan di Adminsitrasi Militer Pusat  itu, mengatur BKR dan Laskar yang ribuan, yang susah dikendalikan itu, di Yogya, di situ ada Panglima Sudirman, ada tokoh-tokoh seperti Oerip Soemohardjo, jenderal seperti Nasution, Simatupang, tetapi pada akhirnya administator ini, saya baca, sangat menentukan. Pantas beliau ini dibawa terus oleh Bung Karno," jelasnya.

Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, dia sempat menerima perwakilan keluarga dokter Soeharto. Di situ ia dipaparkan seperti apa peran daro sang dokter tersebut semasa hidupnya membantu perjuangan Indonesia dan Bung Karno.

Maka menurutnya, pendiri Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu layak mendapat gelar pahlawan nasional. Ganjar mengatakan hanya perlu memenuhi persyaratan administrasi saja untuk mewujudkannya. 

"Dia tentara, pernah jadi menteri. Talenta beliau luar biasa. Mudah-mudahan seminar ini makin bisa mengungkap ceritanya. Beliau sangat layak, perannya luar biasa, tidak diragukan lagi," kata Ganjar.

Direktur Bidang Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan, Restorasi Sosial Kemensos Murhardjani, menjelaskan bagaimana prosedur dan mekanisme pengusulan calon pahlawan nasional. 

Dia mengapresiasi keluarga dokter Soeharto yang telah dengan baik mempersiapkan berbagai dokumen pendukung. Ini menjadi pemenuhan dalam persyaratan administrasi. 

"Semoga usulan nanti bisa memenuhi syarat termasuk berbagai dokumen perjuangan dan beliau sosok yang layak mendapat gelar pahlawan nasional," ucapnya. 

Lebih lanjut dia mengatakan, batas akhir penerimaan usul pemberian gelar nasional pada akhir Maret 2022. Dijelaskannya, hingga kini Indonesia memiliki 195 pahlawan nasional dari berbagai provinsi. Hanya Kalimanta Utara yang belum terwakili. 

Guru Besar Ilmu Sejarah UGM Prof Djoko Suryo mengatakan, dokter Soeharto tidak hanya saksi sejarah. Tapi dia juga sebagai pelaku sejarah. Dia menilai jasa-jasa dokter Soeharto sangat besar bagi Indonesia. 

Djoko mendengar sebuah kisah yang sangat penting, terutama bagi penyusunan sejarah Indonesia sebagai bangsa yang besar. 

"Uraian pengungkapan data dr Soeharto ini telah bisa melengkapi dan menyempurnakan sejarah Indonesia yang selama ini dalam penyusunannya belum sempurna" jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya